HUT ke-77 RI, Ketua KPK Ingatkan Indonesia Harus Merdeka dari Mental Terjajah Perilaku Koruptif
JAKARTA, iNews.id - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menyebut peringatan HUT ke-77 kemerdekaan Indonesia harus diwujudkan dengan menjauhkan diri dari mental terjajah oleh perilaku koruptif. Menurutnya, korupsi merusak sendi-sendi negara.
"Mental terjajah oleh perilaku koruptif, adalah menjadi biang keladi terhambatnya kemajuan bangsa dan negara, sesuai dengan cita-cita didirikannya republik ini," kata Firli melalui keterangannya, Rabu (17/8/2022).
Korupsi, menurut Firli, menyebabkan banyak negara tidak bisa meraih kemajuan. Penyebabnya, korupsi tidak hanya merugikan perekonomian tapi juga merampas hak-hak rakyat dan hak asasi manusia.
"Korupsi bukan hanya kejahatan merugikan keuangan negara, bukan saja merugikan perekonomian negara, tetapi korupsi merupakan bagian dari kejahatan merampas hak-hak rakyat. Hak asasi manusia, sehingga karena itulah bagi saya, korupsi adalah kejahatan melawan kemanusiaan," paparnya.
KPK disebut terus bekerja keras untuk memerangi korupsi di Indonesia. Firli mengatakan peran aktif masyarakat diperlukan untuk mewujudkan Indonesia bebas korupsi.
Dia menyebut kerja keras semua pihak membuahkan hasil untuk memerangi korupsi. Salah satunya, karena Indeks Persepsi Korupsi dari Transparansi Internasional menunjukkan tren positif.
"Syukur Alhamdulilllah, skor Indeks Persepsi Korupsi dari Transparansi Internasional, naik dari 37 menjadi 38 di tahun 2021. Indeks Perilaku Anti Korupsi dari BPS juga meningkat, dari 3,88 ke 3,93 di tahun 2022," katanya.
Firli mengingatkan agar masyarakat tidak melupakan nilai-nilai perjuangan kemerdekaan agar semua persoalan bangsa bisa diselesaikan.
"Capaian ini tentunya tak lepas dari nilai-nilai perjuangan para pejuang kemerdekaan sebagai pelajaran berharga yang tak lekang oleh waktu apalagi tergerus perkembangan zaman, sehingga selalu dapat kita jadikan momentum kebangkitan semangat bagi segenap anak bangsa di negeri ini, untuk menyelesaikan ragam persoalan yang datang silih berganti," ujarnya.
Editor: Muhammad Fida Ul Haq