Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Cuaca Panas Ekstrem Jadi Ancaman Serius untuk Anak-Anak, Dehidrasi hingga DBD!
Advertisement . Scroll to see content

Indonesia Reproduksi Sehat: Membangun Kualitas SDM Bangsa

Kamis, 18 Juli 2019 - 16:18:00 WIB
Indonesia Reproduksi Sehat: Membangun Kualitas SDM Bangsa
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Budi Wiweko. (Foto: UI).
Advertisement . Scroll to see content

Budi Wiweko
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Ketua Komisi 2 Senat Akademik Universitas Indonesia.
Wakil Direktur Indonesian Medical Education Research Institute (IMERI) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia.

DEFINISI World Health Organization (WHO) tentang kesehatan reproduksi mengatakan dengan jelas bahwa seorang individu dinyatakan sehat bila organ dan fungsi reproduksinya baik. Secara tersurat hal ini menjelaskan pentingnya sebuah pasangan untuk mendapatkan keturunan. Kesehatan reproduksi menggambarkan siklus kehidupan yang dimulai sejak jabang bayi di dalam rahim ibu hingga dilahirkan, masa kanak-kanak, remaja, dewasa, lanjut usia dan kemudian meninggal dunia.

David Barker pada tahun 2002 telah menuliskan hipotesisnya, “the first nine month shape the rest of your life”. Karena itu, tidaklah heran bila semua negara berlomba-lomba menyiapkan generasi penerusnya melalui pembangunan kesehatan reproduksi. Angka kematian ibu dan angka kematian bayi menjadi salah satu parameter penting bagi kemajuan negara. Begitu pula dengan angka kejadian stunting yang memiliki dampak negatif bagi pembangunan generasi yang akan datang.

Sebagai sebuah negara kepulauan yang sangat luas, dengan jumlah penduduk sekitar 270 juta, tentu bukan perkara mudah bagi Indonesia untuk mengendalikan serta menurunkan angka kematian ibu (305 per 100.000 kelahiran hidup), angka kematian bayi (27 per 1000 kelahiran hidup) serta angka kejadian stunting (saat ini sebesar 30 persen).

Kondisi ini menjadi salah satu keprihatinan Presiden Joko Widodo, yang sangat menyadari bahwa pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kunci Indonesia ke depan. Hal ini ditekankan Presiden dalam poin kedua tentang “Visi Indonesia” yang disampaikan pada Sabtu (13/7/2019) lalu di Sentul.

Presiden memahami betul bahwa titik dimulainya pembangunan SDM adalah dengan menjamin kesehatan ibu hamil, kesehatan bayi, kesehatan balita, serta kesehatan anak usia sekolah. Ini merupakan umur emas untuk mencetak manusia Indonesia unggul ke depan. Karenanya, itu harus dijaga betul. Presiden juga menekankan jangan sampai ada lagi stunting, kematian ibu, atau kematian bayi yang meningkat.

Harus diakui, diperlukan inovasi yang bersifat sistematik dan disruptif untuk memutus mata rantai kondisi yang sudah berlangsung kronik, bagaikan sebuah benang kusut tanpa berujung–pangkal. Cara-cara inovatif seperti ini sangat sesuai dengan keinginan Presiden, yang dengan tegas mengatakan bahwa kita harus meninggalkan cara-cara lama, pola-pola lama dan mencari sebuah model baru, cara baru, nilai-nilai baru dalam mencari solusi dari setiap masalah dengan inovasi-inovasi.

Kebijakan Perencanaan Keluarga
Perencanaan keluarga (family planning) dan pendidikan kesehatan reproduksi harus dilakukan sejak usia remaja. Tujuannya, menyadarkan para calon orangtua tentang pentingnya memiliki gambaran dan target untuk membina keluarga yang sehat dan sejahtera di masa datang. Kebijakan ini harus dipelopori dan dipimpin oleh Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dengan mengadopsi kearifan lokal setiap daerah di seluruh Indonesia.

Sesungguhnya, hakikat dari perencanaan keluarga adalah merencanakan, menyiapkan, dan menjaga dengan baik setiap kehamilan. Leluhur kita sejatinya sudah sejak lama menerapkan hal ini. Kita mengenalnya bibit (sperma dan sel telur = genotip), bobot (kualitas) dan bebet (penampilan = fenotip). Kebijakan pemerintah tentang vaksinasi kanker mulut rahim dan MMR (measles, mumps, rubella), perlu didorong pada skala yang lebih luas guna memproteksi para calon ibu hamil terhadap bahaya penyakit infeksi yang dapat mengganggu pertumbuhan jabang bayi di dalam rahim.

Sebanyak 35 persen kehamilan sehat ditentukan juga oleh kualitas sperma yang baik, karena itu penting sekali perubahan paradigma dalam kesehatan reproduksi bahwa laki-laki berperan besar untuk terjadinya kehamilan yang sehat. Isu gender dalam kesehatan reproduksi tidak lagi menjadi domain utama perempuan, melainkan harus didukung oleh kedua pasangan.

Inovasi Kesehatan Reproduksi dan Pencegahan Primer
Kemajuan teknologi digital, internet of thing (IOT) dan artificial intelligence (AI) merupakan potensi luar biasa yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kualitas layanan kesehatan reproduksi. Deteksi dini dan pengembangan biomarker nir-invasif ditengarai dapat memberikan dampak signifikan pada layanan kesehatan reproduksi.

Banyaknya pengguna telepon seluler di Indonesia saat ini (280 juta penduduk) dan pengguna internet (83 juta penduduk), merupakan modal dasar bagi kita untuk mengembangkan program nasional kesehatan reproduksi berbasis teknologi. Sebagai contoh, hal sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan mewajibkan semua siswi sekolah dasar dan menengah mencatat siklus haid, serta keluhan yang menyertainya ke dalam sistem informasi kesehatan reproduksi nasional.

Berbasis siklus haid itu, dapat terdeteksi umur biologis dan kemungkinan penyakit perempuan yang dapat mengganggu kualitas kehamilan, seperti adanya gangguan pematangan sel telur (biasanya ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur) dan kista coklat yang umumnya disertai keluhan nyeri yang luar biasa saat menstruasi. Informasi ini dapat menjadi bekal yang sangat berharga dalam pengembangan program perencanaan keluarga demi terwujudnya generasi emas Indonesia.

Ide dan pemikiran disruptif harus diterjemahkan dengan kecanggihan teknologi sehingga memudahkan akses sekaligus mendorong partisipasi masyarakat untuk menciptakan Indonesia reproduksi sehat.

Hal ini sesuai dengan konsep precision medicine, yaitu 4 Ps, Promotive, Preventive, Predictive, and Participatory, yang dipercaya akan mengakselerasi sehatnya reproduksi Indonesia menuju generasi emas pada tahun 2045. Think big, start small and act now.

Editor: Zen Teguh

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut