Industri Halal dan Keuangan Syariah Harus Didorong dalam Satu Rel
JAKARTA, iNews.id – Industri halal dan keuangan syariah di Indonesia harus ditata lebih baik agar potensi ekonomi bernilai triliunan dapat dimaksimalkan. Tanpa pengelolaan yang benar, Indonesia bisa jadi seterusnya hanya akan menjadi pasar terbesar industri halal tanpa menikmati hasilnya.
Direktur Eksekutif Indonesia Halal Watch (IHW), Ikhsan Abdullah menuturkan, halal dan industri halal kini bukan lagi sekadar urusan agama, namun telah menjadi gaya hidup (lifestyle) milenial. Terlebih, berdasarkan data global Islamic Economy, bangsa Indonesia merupakan negara yang membelanjakan produk makanan halal terbesar di dunia dengan nilai Rp2.400 triliun lebih.
Jika hal ini tak dimanfaatkan oleh para generasi muda maupun pemerintah, Indonesia telah kehilangan momen penting dalam membangun cita-cita bangsa.
"Ini gak main-main. Jadi kalau kita gak aware, kita ini akan gini-gini saja setiap tahun. Nah jadi kalau kita mau maksimalkan industri halal maka potensi besar sekali untuk membantu pembangunan, infrastruktur," katanya dalam talkshow “Industri halal dan Keuangan Syariah Indonesia” yang digelar Koran SINDO dan SINDONews.com di Jakarta, Rabu (21/8/2019).
Ikhsan menjelaskan, problem yang dihadapi industri halal saat ini terletak pada lembaga yang mengelola. Badan yang telah dibentuk pemerintah belum berjalan efektif. Seandainya berjalan pun, dinilai kurang optimal karena berada di bawah kementerian.