Inovasi Lokal Melesat, Paten Revolusi Industri 4.0 Naik Hampir 150 Persen dalam Lima Tahun
Menurut data yang ada, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) memimpin dengan lebih dari 30 permohonan paten terkait teknologi 4.0. PENS bahkan pernah mendapatkan penghargaan dari DJKI sebagai politeknik dengan permohonan paten tertinggi secara nasional pada 2019.
Menyusul di belakangnya adalah Universitas Telkom dengan sekitar 25 permohonan. Tak ketinggalan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) juga berkontribusi aktif dengan 22 permohonan, membuktikan peran pemerintah dalam mendorong inovasi.
Sejumlah perguruan tinggi ternama lainnya juga masuk dalam daftar pemohon terbesar, seperti Universitas Gadjah Mada, Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, Universitas Negeri Malang, dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Masing-masing institusi ini telah mengajukan puluhan paten di berbagai bidang, mulai dari AI hingga otomasi manufaktur.
Lastami menyatakan optimismenya terkait tren ini. Menurutnya, peningkatan signifikan dalam permohonan paten 4.0 menunjukkan bahwa inovator Indonesia kini semakin sadar akan pentingnya melindungi hasil karya mereka.
"Dengan dukungan yang terus disempurnakan, kita bisa menjadikan kekayaan intelektual sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini dikarenakan Indonesia berada pada jalur yang tepat untuk mengakselerasi daya saing teknologi di era Revolusi Industri 4.0,” ucap Lastami.
Peningkatan ini, sejalan dengan proporsi paten dari dalam negeri yang masih terus bertumbuh, menjadi sinyal positif bahwa ekosistem inovasi di Indonesia sedang bergerak ke arah yang benar. Kesadaran untuk melindungi invensi di bidang teknologi masa depan akan menjadi fondasi kuat bagi kemandirian dan daya saing bangsa di kancah global.