Islah PBNU Tercapai, Idrus Marham: NU Sedang Ajarkan Etika Organisasi dan Adab
“Bangsa ini sedang menghadapi krisis global, krisis moral, dan tantangan geopolitik. NU tidak boleh larut dalam konflik internal. NU harus kembali fokus menjadi penyangga persatuan nasional dan penjaga moral bangsa,” tuturnya.
Idrus juga menyampaikan peringatan keras kepada semua pihak agar tidak menyeret NU ke dalam konflik kepentingan sempit, baik kekuasaan maupun usaha.
“Kalau NU diseret ke konflik kepentingan, yang rugi bukan hanya warga NU, tapi bangsa Indonesia. Karena sejarah mencatat, ketika NU kuat dan bersatu, Indonesia stabil,” ujar Idrus.
Dia pun mengapresiasi langkah para mustasyar, sesepuh, dan alim ulama NU yang sejak awal konsisten mendorong islah melalui berbagai forum musyawarah, mulai dari Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Kediri, Tebuireng Jombang, hingga Musyawarah Kubro di Lirboyo.
“Para kiai telah memberi teladan. Mereka tidak haus panggung, tidak mencari menang-kalahan, tapi mencari kemaslahatan jam’iyyah. Ini teladan kepemimpinan ulama yang sejati,” tegas Idrus.
Diketahui, konflik internal di tubuh PBNU akhirnya menemukan titik terang. Setelah berbulan-bulan menyisakan ketegangan dan polarisasi, kedua pihak sepakat menempuh jalan islah melalui muktamar sebagai forum tertinggi organisasi untuk menyelesaikan persoalan yang selama ini mengemuka dan berlarut-larut.