Jarang Diketahui, Ini Peran Baru Densus 88 Antiteror yang Bikin Haru!
SEMARANG, iNews.id – Densus 88 Antiteror Mabes Polri telah berevolusi tak hanya sekadar menangkap teroris. Kini melalui Unit Idensos (Identifikasi dan Sosialisasi), satuan elite tersebut turut menangani persoalan sosial mantan anggota jaringan terorisme dan keluarganya, termasuk di Kota Semarang, Jawa Tengah.
Dalam keseharian, para anggota tim Densus ini tak hanya memantau gerakan mencurigakan, mreka juga merespons keluhan seputar biaya sekolah, layanan kesehatan, dokumen kependudukan hingga mendampingi pengurusan jaminan sosial bagi mantan anggota Jamaah Islamiyah (JI), napiter JAD hingga simpatisan ISIS.
“Sejak ada Idensos di Densus, mau nggak mau kami juga bekerja terbuka, nggak melulu tertutup,” ujar salah satu perwira Densus tanpa menyebut nama saat ditemui di Semarang, Selasa (15/7/2025).
Unit Idensos ini tak hanya bergerak ketika penangkapan dilakukan, tetapi juga hadir saat proses hukum berjalan, mendampingi selama masa tahanan, bahkan pasca-bebas.
Kepala Satuan Tugas Wilayah (Kasatgaswil) Jateng Densus 88/Antiteror Polri Kombes Pol. Chairul Anam mengatakan, di timnya juga terdapat Unit Idensos. Tugasnya amat panjang utnuk penanggulangan terorisme dari hulu ke hilir.
Tim ini mulai bekerja ketika ada penangkapan teroris, kemudian bergerak ke keluarganya, mendampingi mereka, melakukan serangkaian asesmen, kemudian bergerak pula mendampingi ketika sudah menjadi terpidana, narapidana hingga mantan narapidana terorisme (napiter).
“Ya kita (Densus) berevolusi. Sama. Kita mempelajari apa sih, kita di Densus itu kan bukan setahun dua tahun. Kita akhirnya menjadi profesionalnya itu, karena hati berbicara. Sakit pun kita rawat, meninggal karena sakit pun meninggal di dalam tahanan maupun lapas yang kitapun tidak punya otoritas di lapas, kita coba komunikasikan, kita ambil kita bawa ke rumah duka, sampai dimakamkan tanpa ada mereka biaya," ujarnya, Selasa (15/7/2025).
"Mereka bebas pun, mereka masih radikal pun dari Nusakambangan, tetap kita biayai, kita pulangkan. Biaya itu kalau kita nggak kuat ya kita kerjasamakan dengan stakeholder, dengan organisasi masyarakat, semua kita perankan,” katanya lagi.