Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ketua PBNU Buka Suara soal Konflik Internal Elite, Dipicu soal Isu Tambang? 
Advertisement . Scroll to see content

Jelang Muktamar NU ke-34, GP Ansor: Sistem Kaderisasi Matang Harus Dijaga

Senin, 11 Oktober 2021 - 14:00:00 WIB
Jelang Muktamar NU ke-34, GP Ansor: Sistem Kaderisasi Matang Harus Dijaga
Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj kembali maju sebagai calon ketua umum pada Muktamar ke-34 PBNU di Lampung pada Desember 2021. (Foto: Ist)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan memilih ketua umum melalui Muktamar ke-34 di Lampung pada akhir Desember 2021. GP Ansor berharap PBNU meneruskan tradisi kepemimpinan yang baik dan selama ini dilestarikan.

“Ansor melihat pergantian ketua umum PBNU selama ini bagian dari estafet yang begitu baik disiapkan oleh NU. Kader-kader muda menggantikan yang senior secara berkelanjutan. Ini yang perlu diteruskan karena telah menjadi tradisi yang baik,” ujar Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor Muhammad Haerul Amri di Jakarta, Senin (11/10/2021).

Berpijak dari perjalanan panjang NU tersebut, GP Ansor berharap agar Muktamar ke-34 di Lampung juga mengikuti tradisi yang ada selama ini. Haerul Amri menyebut, KH Hasyim Muzadi yang telah memimpin NU kurun 1999-2010 telah mencetak banyak kader andal termasuk KH Said Aqil Siroj yang akhirnya menggantikannya sejak 2010 hingga sekarang. 

“Pada Muktamar ke-32 NU 2010 di Makassar, KH Hasyim telah menyatakan tak bersedia dicalonkan lagi antara lain karena memberi ruang kepada kader-kader muda untuk memimpin. Selain itu, beliau ingin menghargai sistem kaderisasi yang telah dibangun dengan baik di NU,” ucap dia.

Haerul Amri mengatakan, melihat tatanan kaderisasi yang sangat matang tersebut, GP Ansor mendorong agar Muktamar ke-34 nanti juga menghasilkan kepemimpinan baru. Secara khusus, Ansor juga mengharapkan sosok ketua umum PBNU nanti merupakan sosok muda, berjaringan luas, memiliki komitmen kuat memajukan NU, dan responsif terhadap perubahan zaman. 

"Yang tak kalah penting di era globalisasi yang kian kompleks ini, NU ke depan membutuhkan pemimpin yang bisa berkiprah lebih kuat di kancah dunia. Di usia hampir satu abad ini, cita-cita NU harus ditransformasikan ke level global dan NU memiliki sejumlah tokoh yang berkaliber internasional,” tuturnya.

Melihat besarnya tantangan yang akan dihadapi NU mendatang itu, GP Ansor meminta Kiai Said justru bisa menjadi contoh proses regenerasi layaknya yang dilakukan KH Hasyim Muzadi. 

"Jika Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) menjabat hingga tiga periode tentu tidak bisa disamakan begitu saja. Situasi dan tantangan yang dihadapi NU kala itu berbeda dengan sekarang,” katanya. 

Muktamar ke-34 NU akan digelar di Lampung, 23-25 Desember 2021. Ada dua nama yang kuat akan mencalonkan diri, yakni KH Said Aqil Siroj yang akan maju sebagai ketua umum untuk kali ketiga dan tokoh muda, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) yang sekarang menjabat Katib Aam PBNU.

Editor: Rizal Bomantama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut