Kemenag Terbitkan Juknis Pesantren Ramah Anak, Larang Hukuman Fisik ke Santri
JAKARTA, iNews.id - Kementerian Agama (Kemenag) menerbitkan regulasi atau petunjuk teknis (juknis) pengasuhan ramah anak di pesantren melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Nomor 1262 Tahun 2024. Regulasi itu disusun bersama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), para pengasuh pesantren, akademisi dan praktisi anak.
Juknis berisi 7 bab itu membahas pengasuhan pesantren yang ramah anak, tata cara pengasuhan di pesantren, tata cara perlindungan anak dalam pengasuhan, sumber daya pendukung dan pemantauan, evaluasi, dan laporan.
Pada BAB IV Tata Cara Perlindungan Anak dalam Pengasuhan, Kemenag meminta kepada pesantren untuk memberikan perlindungan santri dari segala bentuk kekerasan dan hukuman fisik.
"a. Pesantren melarang penerapan segala bentuk kekerasan dan hukuman fisik dengan alasan apapun termasuk untuk penegakan disiplin.
b. Pesantren memiliki kebijakan dan prosedur tertulis untuk mencegah, melaporkan, dan merespons segala tindakan kekerasan pada santri yang disosialisasikan kepada pengasuh, pengurus, tenaga pendidik, tenaga kependidikan di pesantren dan kepada santri.
c. Dalam mencegah kekerasan dan hukuman fisik, pesantren memperhatikan isu spesifik yang terkait dengan usia, gender, dan disabilitas," bunyi halaman 34 juknis pengasuhan ramah anak di pesantren, dikutip iNews.id, Selasa (12/3/2024).
Plt Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Kemenag, Waryono, menyebutkan juknis pengasuhan pesantren ramah anak bertujuan sebagai panduan bagi pesantren dalam pengasuhan anak. Selain itu, juknis juga menjamin pengasuhan di pesantren dapat memenuhi pelayanan dasar dan hak anak seperti kasih sayang, kelekatan, keselamatan dan kesejahteraan anak.