Kemendikdasmen Beri Tunjangan Khusus Rp2 Juta untuk Guru Terdampak Bencana Sumatra
Mu’ti juga melaporkan perkembangan kegiatan belajar mengajar di wilayah terdampak. Di Aceh, pembelajaran telah berjalan sebagian di 15 dari 18 kabupaten/kota terdampak, dengan tiga daerah, Pidie, Subulussalam, dan Lhokseumawe, sudah melaksanakan pembelajaran penuh.
Di Sumatra Barat, seluruh daerah terdampak telah memulai pembelajaran kecuali 93 sekolah di Kabupaten Agam yang masih diliburkan hingga 22 Desember 2025.
Sementara di Sumatra Utara, dari 18 kabupaten/kota terdampak, lima daerah masih melaksanakan pembelajaran sebagian dan 13 daerah lainnya telah kembali menjalankan pembelajaran penuh.
Mu'ti pun menyampaikan skenario kurikulum untuk penanggulangan dampak bencana. Dimana, untuk tanggap darurat 0 sampai 3 bulan pertama Penyesuaian kurikulum minimum esensial.
"Kurikulum disederhanakan menjadi kompetensi esensial seperti literasi dasar, numerasi dasar, kesehatan dan keselamatan diri, dukungan psikososial, dan informasi mitigasi bencana," tuturnya.
Kedua, Pengembangan bahan belajar darurat. Ketiga, Metode pembelajaran adaptif. Keempat, Dukungan psikososial terintegrasi dalam pembelajaran. Kelima, Asesmen yang sangat sederhana; tidak ada asesmen formatif atau sumatif yang kompleks, fokus pada kehadiran, keamanan, dan kenyamanan murid.
Untuk pemulihan dini 3 sampai 12 bulan, pertama kurikulum adaptif berbasis krisis. Kemudian yang kedua, program pemulihan pembelajaran. Ketiga, pembelajaran fleksibel dan diferensiasi. Keempat, sistem asesmen transisi, asesmen berbasis portofolio atau unjuk kerja sederhana.
"Kemudian pemulihan lanjutan 1 sampai 3 tahun, integrasi permanen pendidikan kebencanaan, penguatan kualitas pembelajaran, pembelajaran inklusif berbasis ketahanan, dan sistem monitoring evaluasi pendidikan darurat," ucap Mu'ti.
Editor: Aditya Pratama