Kepala Perpusnas: Penguatan Literasi Masuk Prioritas Pembangunan
Syarif menuturkan, Rakornas Perpustakaan bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan dan isu-isu strategis terkait dengan pengembangan perpustakaan dan pembudayaan gemar membaca serta menyelaraskan sasaran program, kegiatan dan lokus pengembangan perpustakaan.
"Pengembangan perpustakaan dan literasi terkait erat dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Rakornas akan menyerap aspirasi dari banyak pihak sehingga perpustakaan dapat menjawab kebutuhan masyarakat," tutur Syarif Bando.
Dia menjelaskan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia saat ini menempati peringkat 113 dari 188 negara. IPM dibentuk oleh tiga indikator dasar yaitu umur panjang dan hidup sehat; pengetahuan yang memadai; dan standar hidup layak. Dalam indikator pengetahuan yang memadai terdapat penilaian kinerja membaca (reading performance).
Berdasarkan riset Perpustakaan Nasional tahun 2017, menunjukkan bahwa kegemaran membaca masyarakat Indonesia masih harus ditingkatkan. Data menunjukan bahwa trekuensi membaca orang Indonesia rata-rata 3-4 kaIi per minggu; lama waktu membaca per hari rata-rata hanya 30-59 menit; jumlah buku yang ditamatkan per tahun rata-rata hanya 5-9 buku. Dari angka ini diperoleh rata-rata tingkat kegemaran membaca masyarakat Indonesia adalah 36,48 atau rendah.
”Bertitik tolak dari kenyataan itu, maka pembangunan sumber daya manusia menjadi prioritas pembangunan nasional dan posisi literasi menjadi strategis untuk meningkatkan kesejahteraan warga dan daya saing bangsa,” tegas Syarif.