Kisah Bung Karno, Bung Hatta, dan Achmad Soebardjo yang Ternyata Sempat Berganti Nama
JAKARTA, iNews.id - Tiga perumus naskah proklamasi yakni Bung Karno, Bung Hatta, dan Achmad Soebardjo ternyata memiliki kisah sama terkait nama mereka. Nama ketiganya yang kita kenal saat ini ternyata berbeda dengan nama saat mereka lahir.
Pada saat lahir di Surabaya, 6 Juni 1901, Bung Karno diberi nama Koesno Sosrodihardjo. Karena sering sakit malaria dan disentri, ketika berumur 11 tahun nama Koesno diubah menjadi Soekarno oleh ayahnya.
Pergantian nama pria yang menjadi Presiden pertama RI itu dilakukan di rumah Dusun Krapak Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Di rumah berarsitektur joglo itu, putra guru priyayi Jawa Raden Soekemi Sosrodihardjo dengan Ida Ayu Nyoman Rai Srimben tersebut berganti nama menjadi Karno atau Soekarno.
Menurut Kushartono, putra bungsu almarhum Raden Mas (RM) Haryono yang juga salah satu pewaris Ndalem Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, secara sirri pergantian nama beserta acara ritual itu berlangsung di Ndalem Pojok. Namun, legitimasinya dilakukan di rumah kakek Bung Karno di Kabupaten Tulungagung.
Nama Karno diambil dari seorang panglima perang dalam kisah Bharata Yudha yakni "Karna". Nama "Karna" menjadi "Karno" karena dalam bahasa Jawa huruf "a" berubah menjadi "o", sedangkan awalan "su" memiliki arti "baik".
Saat menjadi presiden, ejaan nama Soekarno diganti olehnya sendiri menjadi Sukarno. Alasannya, nama tersebut menggunakan ejaan penjajah (Belanda). Namun, Bung Karno tetap menggunakan nama Soekarno dalam tanda tangannya karena tanda tangan tersebut tercantum dalam Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang tidak boleh diubah. Selain itu, tidak mudah mengubah tanda tangan setelah berumur 50 tahun.
Sama dengan Bung Karno, Bung Hatta juga memiliki nama lahir yang berbeda dengan nama yang kini dikenal publik. Bung Hatta yang lahir 12 Agustus 1902 di Bukittinggi, pada mulanya diberi nama Mohammad Athar oleh orang tuanya, Muhammad Djamil dan Siti Saleha.