Kisah Dosen UNS Jalani Puasa di Jepang: Rindu Suara Adzan
Tak hanya soal Adzan, Mercy menyebut bahwa ritme kerja di Jepang juga tidak ada bedanya antara Ramadan dan bulan-bulan lainnya. Semua orang beraktivitas seperti biasa dan disiplin, sehingga tidak ada istilah masuk lebih siang atau pulang lebih awal saat bulan Ramadan.
Termasuk orang non-muslim lainnya yang juga makan dan minum di sekitarnya yang sedang berpuasa dan tidak menjadi persoalan. Sehingga, ia dan kawan muslim lainnya yang harus beradaptasi dan mengatur energi agar bisa produktif meskipun dalam menjalankan ibadah puasa.
Tak cuma itu, ia merasa bersyukur bahwa orang Jepang saat ini telah mengenal istilah Ramadan. Bahkan, mereka menghormati setiap orang yang menjalankan ibadah puasa.
“Jadi meskipun mereka masih normal aktivitasnya, saat kami menjelaskan bahwa kami sedang berpuasa, ketika ada acara dengan makan-makan, mereka akan menempatkan acara itu setelah kami berbuka puasa. Jadi biasanya modelnya makan malam. Kalau sebelumnya ketika kami tidak menginformasikan, biasanya ada party ataupun kumpul-kumpul di siang hari. Jadi Alhamdulillah mereka bisa menghormati yang sedang kami jalankan dalam bulan ramadan ini,” tutur Mercy.