Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Partai Perindo Berharap MK Akhiri Sengketa Hasil Pilkada, Rony Omba-Marlinus Siap Pimpin Boven Digoel
Advertisement . Scroll to see content

Kisah Kamp Tahanan Politik Boven Digoel, Paling Menyeramkan di Hindia Belanda

Minggu, 11 September 2022 - 09:26:00 WIB
Kisah Kamp Tahanan Politik Boven Digoel, Paling Menyeramkan di Hindia Belanda
Nama Boven Digoel sangat terkenal dalam berbagai literatur sejarah dan tulisan populer dengan kamp konsentrasi yang menjadi lokasi pembuangan atau pengasingan tahanan politik di masa Hindia Belanda. (Foto: Arsip Nasional)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Nama Boven Digoel sangat terkenal dalam berbagai literatur sejarah dan tulisan populer dengan kamp konsentrasi yang menjadi lokasi pembuangan atau pengasingan tahanan politik di masa Hindia Belanda. Area kamp konsentrasi sebagai tempat pembuangan (interneeringskamp) dibangun di masa Gubernur Jenderal De Graeff pada 27 Januari 1927 oleh Kapten Infanteri L Th Becking.

Boven Digoel berarti Digoel bagian atas atau hulu. Keberadaannya tidak bisa dilepaskan dari Sungai Digoel di Papua bagian selatan.

Berlokasi di tepi Sungai Digoel, kamp ini dibangun setelah terjadi pemberontakan komunis di Banten pada 1926 dan di Sumatra Barat pada 1927. Wilayah kamp konsentrasi dibangun dengan menggunakan tenaga orang-orang buangan (geinterneerden) yang datang pertama ke Boven Digoel. Area ini kemudian dikenal dengan nama Tanah Merah.

Menurut situs resmi Kabupaten Boven Digoel, awalnya geinterneerden tersebut tinggal di 14 rumah darurat atau los. Masing-masing los panjangnya sekitar 30 meter dengan atap rumbia. Para geinterneerden yang membawa anak-istri tinggal dalam los yang sama. Sementara geinterneerden yang bujangan dikumpulkan pada los yang lain.

Selain 14 los untuk tempat tinggal bagi geinterneerden, terdapat 1 los yang diperuntukan sebagai dapur umum. Para geinterneerden yang datang pertama tersebut kemudian membangun perkampungan yang disebut sebagai Kampung A.

Berikutnya, semakin banyak geinterneerden yang berdatangan. Hal ini meendorong munculnya kampung-kampung yang lain yang diberi nama Kampung B, Kampung C, Kampung D, Kampung E, Kampung F, dan Kampung G yang semakin menjauh ke atas dari tepian sungai.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut