Kisah Prajurit Kopassus Ini Jadi Tumpuan Opsus Era Soeharto, Awalnya Disingkirkan karena Kaki Diamputasi
Benny Moerdani kemudian mengajak Agus bergabung ke Kostrad. Keduanya kemudian melanjutkan karier militernya di dunia intelijen di bawah Wakil Asisten Intelijen Kostrad Letkol Ali Moertopo.
Dari sini lah karier keduanya melejit, kelak Benny Moerdani menjadi tokoh militer dan intelijen. Begitu juga dengan Agus Hernoto yang kemudian menjadi kunci keberhasilan operasi khusus (Opsus) baik di dalam maupun di luar negeri saat pemerintahan Presiden Soeharto.
Saat Soeharto menjadi Presiden, Operasi Khusus (Opsus) yang sempat vakum usai Trikora kemudian dihidupkan lagi. Tugasnya yaitu menyosialisasikan pemerintahan Soeharto bukan hasil kudeta. Di Opsus, Agus diberi tugas sebagai Komandan Detasemen Markas (Dandenma) Opsus yang berlokasi di Jalan Raden Saleh No 52 Menteng, Jakarta Pusat.
Salah satu tugas awal Agus di Opsus yakni menyiapkan logistik untuk misi intelijen menyelesaikan konfrontasi dengan Malaysia. Tugas tersebut dilaksanakan dengan baik oleh Agus. Di Markas Opsus meja kerja Agus berada paling dekat dengan pintu masuk Benny Moerdani dan Perwira Pelaksana Opsus Ali Moertopo sehingga siapa pun yang ingin bertemu Ali Moertopo harus melewati Agus.
Seiring perjalanan waktu, peran Agus menjadi sangat sentral di Opsus yang banyak melakukan kegiatan tertutup dan rahasia. Apalagi Opsus di bawah kepemimpinan Ali Moertopo tidak hanya mengurusi bidang intelijen tapi juga ekonomi, sosial, dan politik yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden Soeharto.
Tak hanya menyiapkan logistik dan membuat sandi-sandi untuk misi intelijen, Agus juga dipercaya menampung dan mengelola uang cukup besar yang masuk dan mengeluarkannya untuk logistik dan operasional Opsus. Sebab operasi intelijen tertutup memerlukan dana yang sangat besar. Salah satunya dalam menyukseskan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) di Papua.
Di politik, Opsus menggelar berbagai operasi khusus yang salah satunya mengintervensi rapat-rapat dan musyawarah partai untuk menciptakan krisis kepemimpinan. Selanjutnya menggantinya dengan pemimpin yang dapat bekerja sama dengan pemerintah. Bahkan, Opsus pula lah yang berada di balik penyatuan 201 organisasi ke dalam Sekber Golkar dan maju pada Pemilu 1971.
”Prestasi yang ditunjukkan Pak Agus menjadikan dirinya sebagai tumpuan utama dari Benny Moerdani dan Ali Moertopo dalam setiap operasi di medan tempur dan operasi intelijen,” ucap Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar yang sempat bergabung di Opsus.
Besarnya peran yang dimainkan Opsus membuat Opsus menjadi organisasi super body dan jalan keluar bagi setiap instansi negara yang mengalami kesulitan. Bahkan, saking besarnya otoritas Opsus maka siapa pun pengusaha maupun pejabat di kementerian dan lembaga harus melapor ke Opsus sebelum pergi ke luar negeri.
”Begitu istimewanya Opsus, semua instansi meminta bantuan Pa Agus. Sampai ada ungkapan Agus itu Opsus, Opsus itu Agus,’ kata perwira kesehatan yang juga anggota Opsus Letkol Cdm (Purn) Joseph Halim.
Editor: Rizal Bomantama