Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Peras Bawahan, Gubernur Riau Abdul Wahid Minta Semua Patuh pada Satu Matahari
Advertisement . Scroll to see content

Kisah Skandal Petinggi Polisi di Masa Hindia Belanda, Bikin Heboh Tanah Kolonial

Kamis, 25 Agustus 2022 - 07:42:00 WIB
Kisah Skandal Petinggi Polisi di Masa Hindia Belanda, Bikin Heboh Tanah Kolonial
Potret polisi kolonial Hindia Belanda dengan seorang tahanan (foto: repro koleksi KITLV)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Pada masa pemerintahan Kolonial Hindia Belanda, publik sempat dihebohkan dengan penangkapan seorang petinggi kepolisian. Pada 8 September 1923, Komisaris Besar (hoofdcommisaris) Polisi Batavia, Van Rossen, ditangkap.

Van Rossen ditangkap tidak lama setelah digelarnya acara pesta perayaan naiknya tahta Ratu Wilhelmina. Komandan wilayah polisi lapangan Batavia dan Bantam (sekarang Banten) ini terbukti terlibat skandal penggelapan keuangan.

“Van Rossen mengaku bersalah dan ditahan,” tulis Marieke Bloembergen dalam buku 'Polisi Zaman Hindia Belanda dari Kepedulian dan Ketakutan'.

Van Rossen datang ke Batavia pada 1918 untuk menggantikan tugas Kombes Pol Boon. Kombes Pol Van Rossen sebelumnya dikenal sebagai polisi yang bersih, rekam jejaknya bagus dan membuatnya dipuji-puji atasan.

“Oleh Gubernur Jenderal (Hindia Belanda) Van Limburg Stirum, disebut sebagai tokoh yang sangat bersih,” seperti dikutip dari catatan Van Limburg Stirum kepada De Graeff, 27 Februari 1918.

Dalam perjalanan karirnya sebagai pimpinan kepolisian Batavia, Van Rossen tampaknya tidak mampu lagi menjaga diri. Selama bertahun-tahun Van Rossen diam-diam melakukan upaya memperkaya diri sendiri.

Dengan kewenangan yang dimiliki dia memainkan pos anggaran kepolisian. Modusnya dengan mengalihkan sebagian uang yang tersedia karena kekosongan jabatan. Kemudian juga menyalahgunakan kebijakan kepegawaian, yakni mengangkat pegawai untuk sementara dan lantas memecatnya.

Dalam Voorlopig rapport politiemalversaties atau laporan sementara malpraktik kepolisian, disebutkan Van Rossen berhasil menggelapkan uang kurang lebih sebesar satu juta gulden. Kotornya sepak terjang Van Rossen dibongkar Asisten Residen Batavia J.J van Helsdingen.

Di luar sepengetahuan Van Rossen, Van Helsdingen melakukan penyelidikan. Dia mengawasi kepolisian Batavia dan khususnya mencermati tindak-tanduk Van Rossen. Sebuah rumah dengan interior mewah dan sebuah vila di Belanda milik Van Rossen serta sebuah mobil Hudson merah menjadi perhatian awal Van Helsdingen.

Dalam penyelidikannya dia menemukan bukti praktik penyelundupan candu dan sejumlah upeti yang mengalir ke institusi kepolisian Batavia. Upeti itu berasal dari pemerasan 15 tempat perjudian dan pelacuran di wilayah Senen.

Setiap bulannya, kurang lebih 2.000 gulden masuk ke kantor polisi Senen. Terungkap Van Rossen diduga membiarkan praktik penyelundupan opium, tetapi kemudian ditindaklanjuti dengan melacak sekaligus memeras para penyelundup. Van Helsdingen akhirnya berhasil mendapatkan bukti untuk menahan Van Rossen.

Kasus skandal keuangan ini menampar muka institusi kepolisian Hindia Belanda, terutama Batavia. Setelah ditangkapnya Van Rossen, Asisten Residen Batavia J.J van Helsdingen diperintahkan menyelidiki organisasi dan pengelolaan keuangan kepolisian di tiga kota besar.

Van Helsdingen langsung bergerak cepat. Untuk kelancaran proses penyelidikan, sejumlah petinggi kepolisian yang diduga terlibat langsung dinonaktifkan sementara. Di antaranya adalah Komisaris Besar polisi Misset yang menjabat kepala sekolah kepolisian dan Komisaris Besar polisi H. De Waard, kepala depo pelatihan dan pendidikan polisi lapangan di Buitenzorg (sekarang Bogor).

Pembukuan keduanya kemudian diketahui tidak beres. Pada akhir September 1923, keduanya dipecat dari kepolisian. Van Helsdingen kemudian menggandeng dinas akuntasi memperluas ruang lingkup penyelidikannya.

Penyelenggaraan administrasi korps kepolisian lokal di Jawa dan luar Jawa juga tak ada yang luput dari pengawasannya. Dalam pembukuan keuangan kepolisian di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Solo, Manado dan Makassar terungkap telah terjadi penyelewengan. Di kepolisian Medan, Van Helsdingen juga membongkar kasus suap. Seorang ajun komisaris besar dan sejumlah pengawas kepolisian terbukti memperkaya diri mereka dan keluarga mereka, dengan cara memeras pusat-pusat perjudian.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut