Komando! Teriakan Terakhir Prajurit Kopassus untuk Luhut Pandjaitan sebelum Operasi Seroja
Luhut juga mengingat momen terakhir sebelum penerjunan ke Dili. Malam itu waktu menunjukkan pukul 23.00. Suasana agak “chaotic” karena ada kunjungan KSAU yang hendak melakukan pengecekan pasukan satu per satu.
Kendati demikian, pasukan yang ditugaskan untuk operasi itu tetap melakukan persiapan untuk Operasi Linud di “marshalling area”, Madiun. Di situ dirinya berpapasan dengan Atang.
“Letkol Atang menyapa saya hanya dengan satu kata “KOMANDO!” tidak ada kata lain yang keluar dari mulutnya selain itu,” ucapnya.

Sayangnya, setelah itu Luhut mendapat kabar Atang termasuk salah satu prajurit yang tertembak di tangan dan kemudian dievakuasi ke Jakarta.
Luhut menuturkan, memandang wajah para veteran di setiap pertemuan, dirinya masih melihat semangat sama yang pernah hadir 45 tahun lalu saat mereka berjuang bersama-sama. "Melihat itu saya seakan diingatkan untuk tidak menodai perjuangan mereka dengan terus mengabdi kepada Ibu Pertiwi," tuturnya.
Cikal bakal Kopassus lahir dari Kesatuan Komando Tentara Teritorium III Siliwangi yang dibentuk Kolonel AE Kawilarang pada 16 April 1952. Satuan kecil dengan kemampuan tempur mumpuni ini dilahirkan berkaca dari pengalaman Teritorium III Siliwangi (sekarang Kodam III/Siliwangi) menumpas pemberontakan Republik Maluku Selatan.
Dalam perjalannya, satuan ini mengalami berbagai perubahan. Pada 9 Februari 1953, Kesko TT dialihkan dari Siliwangi dan langsung berada di bawah Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD).
Pada 18 Maret 1953 Mabes ABRI mengambil alih dari komando Siliwangi dan kemudian mengubah namanya menjadi Korps Komando Angkatan Darat (KKAD).