LSI Denny JA: Naiknya Kurs Dolar AS Pengaruhi Elektabilitas Jokowi
JAKARTA, iNews.id – Naiknya nilai kurs dolar AS terhadap rupiah beberapa waktu belakangan ini ternyata berpengaruh terhadap elektabilitas dua pasangan capres–cawapres yang berkompetisi di Pemilu 2019, yakni Joko Widodo–Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto–Sandiaga Salahuddin Uno. Temuan itu terungkap lewat hasil survei nasional oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA belum lama ini.
Dari total 1.200 responden dilibatkan dalam survei tersebut, sebanyak 54,2 persen di antaranya mengaku bahwa mereka mengetahui isu nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Sementara, 36,9 persen responden mengaku tidak mengetahui persoalan ekonomi tersebut, dan 8,9 persen responden lagi tidak menjawab.
Saat para responden yang mengetahui isu ekonomi itu ditanya lebih dalam lagi, 83,8 dari mereka merasa khawatir kondisi perekonomian Indonesia makin memburuk menyusul ambruknya nilai tukar rupiah saat ini. Sementara, 11,6 persen responden mengaku tidak mengkhawatirkan isu tersebut, dan 4,6 responden lagi tidak menjawab.
“Dilihat dari hasil tersebut, isu naiknya kurs dolar cukup populer dan mayoritas masyarakat tidak menyukainya,” ujar Peneliti LSI, Ardian Sopa, di Jakarta, Kamis (27/9/2018).
Ketika para responden yang melek ekonomi itu ditanya lagi, mereka yang cenderung tidak mendukung Jokowi pada Pilpres 2019 sebanyak 20,9 persen, dan yang cenderung mendukung mantan Gubernur DKI Jakarta itu berjumlah 14 persen. Sementara, 50 persen responden menyatakan tidak akan mengubah pilihan mereka, dan 15 persen responden lagi tidak menjawab.
“Memang, isu naiknya kurs dolar ini lebih banyak pemilih menilai Menteri Keuangan Sri Mulyani yang bertanggung jawab. Namun, ini juga memberikan sentimen negatif karena efek tidak mendukung yang lebih besar,” ucap Ardian.
Survei LSI kali ini dilakukan pada periode 14-22 September 2018 melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Survei tersebut melibatkan 1.200 responden yang dipilih dengan memakai teknik multistage random sampling. Adapun margin of error hasil survei sebesar 2,9 persen.
Editor: Ahmad Islamy Jamil