Mahfud Minta Da'i Tak Menakut-Nakuti Masyarakat saat Ceramah
JAKARTA, iNews.id - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD berpesan kepada para da'i untuk tidak menakut-nakuti masyarakat saat berceramah. Menurut dia, jika hal tersebut terjadi maka dapat berpotensi menimbulkan ketegangan.
Mahfud menyampaikan hal itu saat menjadi pembicara utama pada acara Standarisasi Kompetensi Da'i yang digelar di Gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jakarta Pusat, Kamis (5/3/2020). "Saudara, kalau berceramah juga jangan menimbulkan ketegangan dan nakut-nakuti. TV itu yang nonton banyak lho. Jadi kadangkala kalau menakut-nakuti itu menimbulkan ketegangan," katanya.
Mahfud kemudian menyinggung soal penyebaran virus korona (Covid-19) yang sedang ramai saat ini dibahas masyarakat. Pemerintah, menurut dia, telah meminta semua pihak tidak menimbulkan ketegangan karena virus tersebut.
Virus korona, dia mengatakan, sebenarnya tidak berbahaya seperti apa yang dipikirkan. Hal itu merujuk pada penyebarannya yang sudah menyentuh 90 ribu orang dari 80 negara.
"Karena Saudara, dari 90 ribu orang korona yang meninggal kira-kira tiga ribuan. Kecil. Lebih banyak orang meninggal karena flu biasa. Lebih banyak lagi karena panik," ujarnya.
Mahfud pun meminta semua pihak tidak membuat masyarakat panik. "Orang yang tahu kalau korona itu tidak berbahaya, ditakut-takuti, awas harus pakai masker. Masker ditimbun lalu dijual kepada orang yang takut. Harganya yang biasanya 15 ribu menjadi 100 ribu, 300 ribu. Coba," tuturnya.
Namun, Mahfud tak membatasi metode atau cara penyampaian pesan kepada para jemaahnya. Yang terpenting, harus tetap membuat jemaah senang dan gembira atas apa yang disampaikan.
"Tetapi meskipun begitu, tetaplah dalam prinsip. Humor boleh yang mendidik asal tidak jorok sehingga para mustami' itu, para pendengar itu bisa merasa damai. Bersemangat menjalankan ajaran agama," ujarnya.
Mahfud mengatakan, para da'i pasti memiliki daya tarik untuk didengar para jemaahnya. Jangan sampai pesan yang disampaikan akan membuat masyarakat menjadi takut. Padahal, apa yang disampaikan itu tidak didasarkan dengan argumentasi yang kuat.
"Orang yang masih rendah pemahaman agamanya menjadi terpengaruh. Itulah yang kemudian menimbulkan ekstremisme, radikalisme, ditakut-takuti tanpa dasar yang kuat," katanya.
Editor: Djibril Muhammad