Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Hasto Jelaskan Tersangka Korupsi DJKA Donatur Rumah Aspirasi di Pilpres 2019
Advertisement . Scroll to see content

Meneropong Debat Perdana Pilpres 2019

Jumat, 18 Januari 2019 - 11:43:00 WIB
Meneropong Debat Perdana Pilpres 2019
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago. (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

Untuk isu penanggulangan terorisme, paslon 01 masih pada posisi melanjutkan program pemerintah melalui upaya deradikalisasi dengan mengindentifikasi akar persoalan. Calon wakil presiden Ma’ruf Amin berpandangan, jika akar persoalannya berupa pemahaman keagamaan yang salah maka pendekatan keagamaan dipandang akan lebih efektif. Namun, jika akar masalahnya terletak pada soal kesejahteraan maka solusinya adalah membuka kesempatan dan akses terhadap pekerjaan secara lebih luas.

Sementara, paslon 02 juga memfokuskan pada identifikasi akar masalah, namun menawarkan pedekatan yang lebih persuasif dan lebih menekankan pada upaya pencegahan melalui peningkatan kapasitas aparat keamanan, intelijen, dan pelibatan TNI dalam skala tertentu melalui pemetaan risiko.

Jika dilihat dari segi penyelenggaraannya, debat capres–cawapres putaran pertama masih jauh dari kata sempurna. Publik masih belum terpuaskan dengan format debat yang masih kaku dan belum cair. Wajar dan tak berlebihan jika acara debat semalam harus dievaluasi oleh penyelenggara—dalam hal ini KPU, terutama dalam pemberian kisi-kisi pertanyaan yang membuat capres dan cawapres tidak genuine atau natural. Pemberian kisi-kisi debat membuat para kandidat tidak berselancar dengan pikiran liarnya, juga tidak berpetualang dengan ide dan gagasan besar yang ada di dalam kepala mereka.

Setidaknya, jalannya debat tadi malam bisa dinilai dari tiga aspek utama. Pertama, penguasaan masalah. Pada aspek ini, kedua kandidat masih belum mampu menunjukkan kapasitas atau performa terbaik mereka. Masih terdapat kekurangan di sana-sini, bahkan ada beberapa segmen yang justru jawabannya tidak nyambung, di luar konteks, dan tidak menjawab inti persoalan.

Kedua, program kerja. Pada aspek ini, para kandidat belum menawarkan program kerja yang nyata. Bahkan, paslon petahana sendiri terkesan memposisikan diri sebagai newcomers alias pendatang baru dan dengan visi baru. Padahal, petahana seharusnya cukup melanjutkan saja program sebelumnya jika memang dianggap sukses.

Ketiga, komunikasi. Debat putaran pertama cukup mengejutkan karena petahana lebih cenderung emosional daripada kubu penantang yang lebih santai. Sebaliknya, momentum politik untuk menyerang petahana—jika memang dianggap gagal—pun sepertinya tidak dimanfaatkan oleh penantang. Hasilnya, petahana tampak lebih agresif, sedangkan paslon 02 seperti tak punya beban dan enjoy.

Untuk fase awal ini, sepertinya publik disuguhi tontonan debat yang kurang berkualitas, terkesan hanya untuk memenuhi kewajiaban atas ketentuan undang-undang. Kita belum terlalu yakin, pascadebat perdana tadi malam, pemilih yang tadinya masih ragu-ragu alias undecided voters siang ini sudah punya preferensi politik untuk memutuskan siapa yang akan mereka coblos di bilik suara pada 17 April mendatang. Atau, jangan-jangan, pemilih yang tadinya sudah mantap untuk memilih paslon 01 atau paslon 02, sekarang malah berbalik menjadi bimbang?

Penyelenggara harus berpikir keras membuat format debat yang tidak kaku dan terlalu banyak aturan, atau dalam bahasa gaulnya: debat pilpres rasa cerdas cermat. Khitah debat sebagai salah satu metode kampanye mencapai targetnya harus mampu menarik minat dan mencerdaskan publik. Semoga dalam debat selanjutnya ada perbaikan!

Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo berjabat tangan dengan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto seusai debat antarkandidat Pilpres 2019 di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (17/1/2019). (Foto: ANTARA)

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut