Mengenal Ritual Sakral Marapu di Sumba, Tradisi Menyimpan dan Makamkan Jenazah
2. Membuat Kuburan
Sebelum upacara pemakaman, keluarga harus menyiapkan kubur terlebih dulu. Kubur asli orang Sumba terdiri dari lubang bulat. Setelah diturunkan, jenazah ditutup dengan batu bulat kecil disusul dengan batu lebih besar. Kemudian dilindungi dengan batu besar yang ditopang empat batang batu sebagai kaki. Kuburan berkaki ini digunakan untuk kalangan bangsawan karena membutuhkan biaya mahal. Sementara rakyat biasa, kuburnya cukup ditutup dengan batu besar.
3. Mengundang
Memakamkan jenazah bisa dilakukan cepat atau lama, misalnya 2 sampai 6 bulan, bahkan tahunan hingga puluhan tahun. Sebelum dikubur, mayat disemayamkan di salah satu kamar rumah atau dikuburkan sementara tetapi tanpa upacara. Saat waktu penguburan sudah dekat, keluarga akan memberikan undangan kepada pihak-pihak terkait sesuai hasil musyawarah keluarga. Proses ini dilakukan dengan memperhatikan tata cara mengundang sesuai adat.
4. Menguburkan
Setelah para undangan datang, mereka disambut acara adat. Para undangan akan menyerahkan barang-barang yang dibawa sesuai ketentuan. Misalnya paman dari jenazah memberikan dua lembar kain kombu atau sarung Sumba. Selain mengharuskan adanya hewan yang dikorbankan, penguburan ini juga memerlukan emas untuk dikuburkan bersama jenazah. Semakin banyak benda yang dibawa, kedudukan jenazah semakin terhormat di alam sana.
5. Penutupan
Beberapa hari usai pemakaman, seluruh keluarga dan tetangga diundang lagi untuk mengikuti penutupan masa berkabung. Keluarga menyampaikan terima kasih ditandai dengan membagikan sisa barang bawaan. Bunyi gong juga dihentikan.
Terakhir dilakukan upacara mengantar arwah ke negeri tujuan. Keluarga akan melakukan sembahyang dengan media berupa hati ayam, babi, atau kerbau.
Editor: Anton Suhartono