Menilik Pandangan Para Elite Partai Politik dalam Dramaturgi Reshuffle Kabinet
Lebih lanjut, Politisi PAN Viva Yoga Mauladi menghormati keputusan Presiden usai melantik Ketua Umum PAN Zulkifli Hassan sebagai kabinetnya. Menurut Viva, sudah menjadi tanggung jawab PAN ikut bertanggung jawab dalam kinerja pemerintah. Meski, tak semudah yang dibayangkan.
"Ini merupakan tanggung jawab besar yang berat dan tidak ringan, karena ini Adalah di kementerian Perdagangan, yang berbicara bukan hanya soal minyak goreng, tetapi bicara soal sebelas bahan pokok yang harus dijaga stabilitas harga dan pasokan," ucapnya.
Tak hanya itu, Politisi Partai Perindo Tama S Langkun menganggap, adanya reshuffle dalam pemerintahan Jokowi sudah bukan lagi hal yang aneh. Pasalnya, Tama mencatat, sudah ada 7 kali reshuffle di era pemerintahan Jokowi.
"Ini sesuatu hal yang menurut bayangan saya logis, karena soal reshuffle ini bukan hanya sekali, tapi kalau kita lihat, di era pemerintahan Jokowi itu sudah 7 kali reshuffle, ya. Paling pertama itu Agustus 2015. Kemudian Juli 2012, yang paling terakhir 15 Juni 2022. Itu artinya sesuatu hal yang biasa terjadi," ucapnya.
Politisi PKS Mardani Ali Sera menilai, sudah menjadi tugas sepenuhnya Presiden dalam memperbaiki kabinetnya. Dia berharap, hanyalah perubahan cepat yang dilakukan para menteri yang sudah dilantik. Terlebih dari menteri perdagangan.
"Yang pertama lagi-lagi hak prerogatif Pak Jokowi, monggo. Kalau kami menilai, berharap dua pekan ke depan urusan harga minyak goreng katakan dan beberapa harga komoditi dapat segera terjangkau," tegasnya.
"Kalau berdasarkan kinerja Pak sofyan Djalil layak untuk di-reshuffle, kalau untuk menteri agraria ya. Tapi soal sosok yang dipilih menjadi pengganti tentu itu hal lain," ujar Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria Dewi Kartika menanggapi reshuffle Menteri ATR/BPN.
Editor: Faieq Hidayat