Menko PMK : Ketahanan Sosial Budaya Bisa Jadi Pintu Keluar Atasi Krisis di Asia Tenggara
JAKARTA, iNews.id - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan ketahanan sosial dan budaya bisa jadi pintu keluar atasi krisis-krisis di Asia Tenggara. Kondisi politik dan sosial ekonomi di banyak negara termasuk Asia Tenggara juga mengalami perubahan dramatis yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.
Hal itu diungkapkan Muhadjir saat menjadi Keynote Speaker pada melalui kegiatan The 4th SEASIA (Southeast Asian Studies in Asia) Biennial Conference 2022 di Hotel Le Meridien Jakarta, Kamis (9/6/2022).
Tidak hanya krisis politik dan konflik sosial, kata dia Asia Tenggara juga mengalami perubahan karena efek raksasa dari perkembangan digital, tetapi juga dampak luar biasa dari perubahan iklim dan Covid-19.
Perubahan itu juga dipicu dari dampak transformasi digital dan diperkuat oleh tren global yang sedang berlangsung, seperti perubahan demografis, urbanisasi yang cepat, peningkatan migrasi internasional, dan ketergantungan yang kuat pada teknologi digital.
Sementara, Asia Tenggara adalah wilayah yang kaya dan padat penduduk serta terdiri dari banyak variasi sosial dan budaya. Negara-negara ASEAN adalah rumah bagi berbagai kelompok sosial dan etnis dan agama. Keragaman sosial budaya beserta kekayaan sumber daya alam dan masyarakatnya ini merupakan aset potensial untuk keluar dari kesulitan yang terjadi akibat disrupsi.
“Dengan pengalaman dari berbagai negara, kawasan ini memberikan banyak contoh bagaimana negara dan orang-orang dengan karakteristik seperti itu dapat mengatasi situasi dan kerentanan ini dengan mengandalkan aset mereka dan membangun ketahanan mereka,” ungkap Muhadjir.
Keberhasilan Asia Tenggara dalam melewati kesulitan tidak diragukan lagi telah banyak dipengaruhi oleh ketahanan sosial dan budaya mereka. Upaya pemerintah di semua tingkatan untuk meningkatkan kewaspadaan virus dan masyarakat yang divaksinasi, misalnya, banyak didukung oleh peran aspek sosial dan budaya.
“Apalagi, atmosfer di Asia Tenggara dihasilkan dari keragaman budaya, etnis, dan agama di kawasan itu. Oleh karena itu, manusia dan budayanya terkait erat atau memainkan peran penting dalam keberlanjutan masyarakat,” tambahnya.
Editor: Faieq Hidayat