Mentan Amran Pamer Ketahanan Pangan RI di KTT ASEAN, Malaysia Ingin Belajar dari Indonesia
Kehadiran Mentan Amran di KTT ASEAN menjadi sangat strategis, mengingat Malaysia baru-baru ini mengalami krisis beras lokal yang memicu lonjakan harga dan keresahan publik. Bahkan, salah satu anggota Parlemen Malaysia sempat menyarankan agar pemerintahnya belajar dari Indonesia.
Sebagai tindak lanjut, sebelumnya Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia Datuk Seri Mohammad Bin Sabu telah melakukan kunjungan resmi ke Jakarta pada 22 April 2025. Dalam pertemuan tersebut, dia menyampaikan kekaguman atas kemajuan sektor pertanian Indonesia, khususnya dalam memastikan stabilitas pasokan dan harga pangan.
“Produksi padi Indonesia naik berlipat ganda year on year, hasilnya per hektare tinggi sehingga pangan untuk penduduk Indonesia cukup dan dalam kondisi stok aman utamanya beras dan juga Insya Allah stok beras berlimpah ini bisa memasuki pasar ekspor. Oleh itu kita berusaha supaya melakukan pertukaran teknologi ataupun kolaborasi bersama, supaya kita juga dapat menerapkan teknologi pertanian tersebut di Malaysia khususnya untuk padi, ikan dan jagung serta komoditas lainnya,” kata Menteri Mat Sabu beberapa waktu lalu.
Sikap ini menunjukkan pengakuan kawasan terhadap efektivitas transformasi pertanian Indonesia dalam menjawab tantangan iklim dan kebutuhan pangan berkelanjutan. Pernyataan tersebut juga sejalan dengan data resmi Badan Pusat Statistik (BPS), yang mencatat produksi beras nasional pada Januari–Juni 2025 diperkirakan mencapai 18,76 juta ton, atau meningkat 11,17 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada saat yang sama, luas panen jagung pipilan juga diperkirakan naik menjadi 1,42 juta hektare, meningkat 11,64 persen, dengan total produksi mencapai 10,91 juta ton, naik 12,88 persen dari 9,67 juta ton pada Januari–Juni 2024.
Peningkatan produksi ini menjadi bukti nyata dari keberhasilan modernisasi pertanian, penggunaan teknologi, serta pendampingan intensif petani di berbagai wilayah.