Momentum Reshuffle Kabinet Jokowi
Dalam konteks inilah ketegasan politik Jokowi diuji. Pilihan menjadi presiden bekerja tanpa beban atau berkompromi dengan suasana politik dipertaruhkan. Dua pilihan ruwet seperti buah simalakama. Namun, jika melihat kecenderungan publik, banyak yang berhadap Jokowi lebih memilih menjadi presiden tanpa beban politik. Tutup mata dengan dukungan politik mengganti menteri berkinerja buruk dengan pemain baru yang lebih fresh, berintegritas, dan total mengabdi pada negara. Bukan loyal pada kepentingan partai politik maupun segelintir elite oligarki ekonomi politik tertentu.
Jokowi mulai perlu segera memikirkan calon menteri pengganti yang setiap bangun pagi lebih memilih mengontak dirinya, bukan menteri atau calon menteri yang lebih memilih berkomunikasi dengan ketua umum partai atau aktor politik lain untuk melaporkan performa kinerja. Saat ini, yang dibutuhkan Jokowi totalitas pembantu sebagai syarat utama reshuffle.
Publik selalu berharap Jokowi tak berkompromi dengan sokongan politik. Warisan kinerja yang baik di periode kedua nyata sebagai pertaruhan legacy Jokowi sebagai presiden yang dikenang manis. Karenanya, mengganti menteri yang kinerjanya buruk adalah keniscayaan. Tak perlu ragu rakyat selalu di belakang Jokowi.
Ini momentum pas Jokowi menunjukkan kepada publik sebagai presiden pilihan rakyat yang bekerja tanpa beban, bukan presiden yang tersandera dukungan partai politik.*
*Artikel ini telah tayang di Koran SINDO
Editor: Zen Teguh