MUI Ajak Umat Islam Saling Hargai Perbedaan Awal Ramadan 2024
JAKARTA, iNews.id - Sekjen MUI, Amirsyah Tambunan, mengajak umat Islam di Indonesia untuk saling menghargai dan menghormati perbedaan awal Ramadan 1445H/2024M. Hal ini penting karena perbedaan penetapan awal Ramadan sering terjadi dan semuanya memiliki argumen yang dapat dipertanggungjawabkan.
"Jika terjadi perbedaan, maka semua pihak harus saling menghargai, menghormati perbedaan itu. Karena, masing-masing punya argumentasi yang diyakini bisa dipertanggungjawabkan atas perbedaan itu. Intinya itu, menghargai perbedaan jika terjadi penetapan satu Ramadan yang berbeda," kata Amirsyah di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (1/3/2024).
Yang terpenting, menurut Amirsyah, adalah esensi dalam menjalankan ibadah puasa bagi semua umat muslim.
"Kalau ditanya, kapan kita wajib berpuasa ya 1 Ramadan. Tidak ada perbedaan di situ," katanya.
Sebagai informasi, Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadan 1445 H pada 11 Maret, Idulfitri 1 Syawal pada 10 April, dan Puasa Arafah 9 Zulhijah pada 16 Juni, serta Iduladha 10 Zulhijah 1445 H pada 17 Juni 2024.
Keputusan penetapan itu dilakukan dengan menggunakan metode Hisab Wujudul Hilal Hakiki.
Sementara Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU), menyampaikan penegasan terkait awal bulan Ramadan 1445 H/2024 M. PBNU memprediksi 1 Ramadan 1445 H bertepatan dengan 12 Maret 2024.
Penetapan ini berdasarkan pengamatan posisi hilal, baik dari sisi tinggi maupun elongasinya. PBNU juga mempertimbangkan pengalaman atau tajribah, di mana hilal tidak mungkin dapat dirukyat pada 29 Sya'ban 1445 H atau bertepatan dengan Ahad, 10 Maret 2024.
Editor: Muhammad Fida Ul Haq