Outlook 2023: Pemilu 2024 Makin Dekat, Siapa Capres yang Diusung Partai Politik?
JAKARTA, iNews.id - Tahun 2023 menjadi fase terpenting partai-partai politik peserta Pemilihan Umum atau Pemilu 2024. Di tahun ini partai politik harus menentukan secara final siapa calon presiden dan wakil presiden yang bakal diusung.
Pendaftaran bakal capres-cawapres dibuka pada 19 Oktober sampai 25 November 2023. Publik pun menunggu siapa nama-nama calon pemimpin masa depan yang bakal bertarung di pemungutan suara pada 14 Februari 2024.
Sebagai pemenang Pemilu 2019, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tidak akan lepas dari sorotan publik. PDIP pun memilih mengumumkan capres 2024 di tahun ini.
Berdasarkan tradisi di partai berlambang banteng ini, sang Ketua Umum Megawati Soekarnoputri memiliki kewenangan mutlak menentukan dan bakal mengumumkan nama capres yang diusung.
"Ibu Mega telah memutuskan untuk rencana mengumumkan calon presiden pada tahun 2023. Jadi itu bocoran yang saya sampaikan bahwa capres dari PDI Perjuangan bocorannya akan diumumkan pada tahun 2023, ya, itu," kata Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, Jumat (30/12/2022).
PDIP hingga kini terlihat masih mematangkan koalisi. Putri dari Megawati dan juga Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, telah melakukan dan masih melanjutkan safari politik ke pimpinan-pimpinan parpol di tahun 2023 ini.
Pesaing PDIP yakni Partai Gerindra, telah lebih dulu mendeklarasikan Ketua Umumnya, Prabowo Subianto sebagai capres 2024. Pengumuman disampaikan saat Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Gerindra di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Agustus 2022 lalu.
Gerindra belum mengubah keputusannya tersebut. Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani, menegaskan jika ada orang lain selain Prabowo yang mengklaim capres dari Gerindra maka itu suatu hal yang ilegal.
"Pada Rapimnas 12 Agustus 2022 yang lalu kita telah memutuskan bahwa capres Gerindra hanya satu nama, satu itu artinya tunggal, tidak ada nama lain yaitu Prabowo Subianto. Itu adalah keputusan yang sudah disepakati seluruh komponen Partai Gerindra di seluruh Indonesia. Karena itu jika ada orang yang mengaku jadi capres dari Gerindra jelas itu ilegal," katanya.
Partai yang dibentuk pada 2008 lalu ini tengah menjalin hubungan erat dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sambil mengajak partai lain bergabung ke koalisi, Gerindra dan PKB terus mematangkan pasangan capres-cawapres yang bakal diusung.