Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Miris! Ilmuwan Temukan Lumba-Lumba Menderita Alzheimer gegara Sampah di Laut
Advertisement . Scroll to see content

Pemahaman Sains dan Keyakinan Secara Utuh

Jumat, 11 Desember 2020 - 02:25:00 WIB
Pemahaman Sains dan Keyakinan Secara Utuh
Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara, Komjen Pol Dharma Pongrekun. (Foto: Istimewa).
Advertisement . Scroll to see content

Seringkali manusia lebih mengandalkan sains ataupun solusi ilmiah untuk memecahkan masalah, tetapi tidak lagi melihat masalah dari perspektif kebenaran sejati. Mereka sungguh-sungguh tidak lagi mengandalkan Tuhan dan tidak mencari Tuhan. Bahkan ada sebagian orang yang ingin meneliti Tuhan dengan cara ilmiah yang sama, seperti mereka mempelajari sains, tetapi mereka tidak akan menemukan jawaban yang memuaskan hatinya. 

Contohnya, begitu banyak ahli agama yang mencoba meneliti bagaimana Nabi Musa menyeberangi Laut Merah yang terletak di sebuah teluk pada bagian barat Jazirah Arab yang memisahkan Benua Asia dan Benua Afrika untuk membuktikan secara ilmiah bagaimana sehingga Laut Merah bisa terbelah. Mereka pasti akan kesulitan mendapatkan jawabannya melalui riset ataupun penelitian secara ilmiah karena yang mereka pahami hanyalah yang bersifat dunia fisik. Ingatlah, kedaulatan Tuhan atas segala sesuatu melampaui segala akal.

Jadi, apa yang sains lakukan kepada manusia bisa menjauhkan atau mendekatkan manusia dengan Tuhan? Sains justru telah menyebabkan manusia sebagai ciptaan mempelajari Penciptanya yang hanya membuat manusia meragukan tentang keberadaan Tuhan. Jangan biarkan sains menjadi pintu masuk iblis dalam merusak kehidupan manusia seutuhnya, karena iblis akan memanfaatkan keterbatasan sains sebagai tipu muslihat yang digunakan untuk merusak hati manusia dalam berhubungan dengan Penciptanya.

Jadi inilah sebabnya kenapa sains salah satu pintu masuk yang dapat digunakan iblis untuk menghancurkan manusia. Untuk itu kita perlu mencari keseimbangan antara sains dan keyakinan kita terhadap Tuhan. Pada dasarnya sains itu didapat dari fenomena alam, yang semuanya berasal dari kekuasaan Tuhan yang sempurna.  

Dalam suatu keseimbangan seharusnya tidak ada pertentangan antara keyakinan dan sains, apabila kita percaya sepenuhnya kepada Tuhan yang berdaulat atas segala sesuatu. Justru sains seharusnya dapat semakin mendekatkan diri manusia kepada Tuhan sebagai Penciptanya, bukan sebaliknya, karena sains tanpa pengenalan yang benar akan Tuhan, maka akan terjadi ketimpangan, agama tanpa sains itu buta (science without religion is lame, religion without science is blind).

Editor: Kurnia Illahi

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut