Pembangunan Dievaluasi, Menteri BUMN Janjikan Pekan Depan Lanjut
JAKARTA,iNews.id – Pemerintah tengah mengebut pengerjaan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Untuk merealisasikan kehadiran moda transportasi berbasis rel itu, pemerintah terpaksa mengusur bangunan yang menghalangi lintasan kereta api.
Persoalan pembebasan lahan itu yang ditengarai menjadi penyebab pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung lambat. Sehingga Presiden Joko Widodo memerintahkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan untuk mengevaluasi pengerjaan proyek yang sudah ground breaking sejak 2016 itu.
Menanggapi hal itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, lambatnya pengerjaan proyek kereta Jakarta-Bandung akibat proses pembebasan lahan. Salah satunya komplek perumahan TNI Angkatan Udara (AU) Halim Perdana Kusuma. Sebab, jalur kereta cepat membentang dari Halim, Jakarta Timur hingga Kabupaten Bandung.
“Karena itu, tanel ini harus dimulai dulu, sehingga yang lain jadi cepat. Nah tanel ini adalah yang di Halim. Di Halim pembebasan lahannya baru selesai. Baru minggu lalu selesai. Pembayaran terakhir kepada warga,” kata Rini di Balai Kota Jakarta, Rabu (10/1/2018).
Menurut dia, setelah persoalan ganti rugi pembebasan lahan selesai, rencananya minggu depan pengerjaan tanel di Halim mulai dikerjakan. Sejauh ini, kata Rini, ada empat tanel yang berada di sepanjang jalur kereta sudah dikerjakan.
“Tetapi Alhamdulillah sekarang sudah hampir terselesaikan semua. Terutama saya sangat senang yang di Halim karena ini yang paling sulit terselesaikan. Jadi mulai minggu depan pembangunan yang Halim mulai jalan,” ujarnya.
Menurut Rini, wajar Presiden dan Menko Kemaritiman mengkritik progres proyek kereta Jakarta-Bandung. Sebab, memang butuh waktu ekstra untuk pembebasan yang di Halim. Selain itu, dana pinjaman untuk pembangunan juga sudah masuk. Karena itu, Rini berjanji paling lama sepuluh hari ke depan ada progres terbaru. “Setelah selesai (pembebasan), insyaallah kita bisa tarik (dana pinjaman) sepuluh hari ke depan,” ujar Rini.
Editor: Khoiril Tri Hatnanto