Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kurir yang Bawa Ratusan Ribu Ekstasi Sempat Ajak Istri sebelum Kecelakaan
Advertisement . Scroll to see content

Perang Proxy dan Generasi Milenial

Minggu, 10 Maret 2019 - 17:20:00 WIB
Perang Proxy dan Generasi Milenial
Gelombang penyelundupan narkoba patut dipahami sebagai bukti nyata perang proxy yang menargetkan generasi milenial Indonesia. Masa depan NKRI jadi taruhan. (Foto:ilustrasi/dok).
Advertisement . Scroll to see content


Bambang Soesatyo

Ketua DPR RI, Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila, Ketua Badan Bela Negara FKPPI

TINGGINYA gelombang penyelundupan narkoba patut dipahami sebagai bukti nyata perang proxy yang menargetkan generasi milenial Indonesia. Jelas bahwa masa depan NKRI pun menjadi taruhannya. Apalagi perang proxy dengan target mencabik-cabik keutuhan dan persatuan kesatuan bangsa masih terus dilancarkan. Menjadi tugas orang tua dan para pendidik masa kini menyiapkan generasi milenial yang tangguh dan patriotis.

Anak dan remaja Indonesia selama lebih dari satu dekade belakangan ini, nyata-nyata menjadi target perang proxy. Modusnya, menggoda dan mencekoki mereka dengan aneka ragam produk narkoba (narkotika dan obat-obatan) terlarang. Ruang publik kini terus dibanjiri ragam produk narkoba akibat masih tingginya intensitas penyelundupan. Data resmi Badan Narkotika Nasional (BNN) Ditjen Bea Cukai Kementerian Keuangan hingga Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) patut digarisbawahi oleh semua pihak.

Pada Maret 2018, KPAI mengungkap data tentang korban kelompok anak. Dari total 87 juta populasi kelompok anak, sebanyak 5,9 juta sudah menjadi pecandu narkoba. Untuk menggugah kepedulian bersama, BNN berulang kali mengingatkan dengan data bahwa setiap harinya 50 orang muda meninggal karena mengonsumsi narkoba. Jumlahnya akan bertambah jika persoalan narkoba hanya diserahkan pada penegak hukum. Kepedulian keluarga dan komunitas menjadi sangat penting dan strategis karena kejahatan ini masih sulit dibendung.

Sepanjang 2018 BNN bersama Ditjen Bea Cuka menangani ribuan kasus narkoba dengan lebih dari 1.355 tersangka. BNN juga menangani 53 kasus narkoba berkaitan dengan pencucian uang dengan 70 tersangka yang nilai asetnya Rp229 miliar. Paling mengerikan adalah data resmi BNN pada 2017. Waktu itu, BNN menindak 46.537 kasus narkoba dan menangkap 58.365 tersangka plus 34 tersangka pencucian uang. Sebanyak 79 tersangka coba melawan petugas ditembak mati.

Disebut perang proxy yang menargetkan generasi milenial karena ragam produk narkoba itu diselundupkan oleh sindikat internasional bekerja sama dengan antek-antek mereka di dalam negeri. Tahun lalu, BNN mengidentifikasi 83 sindikat internasional yang menyelundupkan dan mengedarkan narkoba di dalam negeri. Tahun sebelumnya tercatat 99 sindikat. Barang haram itu dimasukkan dan diedarkan di 654 daerah penyebaran narkoba.

Para orang tua sudah terlalu sering meratapi ragam akibat dari kejahatan narkoba. Tetapi, ratapan itu tidak pernah bisa menyelesaikan masalah. Sebuah strategi baru harus digagas untuk menghentikan atau minimal mereduksi kejahatan ini. Pengguna dan ragam akibat pemakaian narkoba jangan lagi hanya dilihat sebagai ekses kenakalan anak, remaja, maupun orang dewasa.

Siapakah lawan-lawan Indonesia yang membuat skenario "serangan" narkoba untuk merusak generasi milenial di negara ini? Biarkan BNN bersama komunitas intelijen negara yang menanganinya. Namun, ada satu faktor patut membuat semua pihak tak cukup hanya prihatin, tetapi juga marah.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut