Pesan Kebangsaan Gerakan Nurani Bangsa: Hentikan Kekerasan, Berpihak kepada Rakyat
JAKARTA, iNews.id - Gerakan Nurani Bangsa menyampaikan pesan kebangsaan menyikapi situasi Indonesia pascademonstrasi yang berujung ricuh di berbagi daerah. Mereka mengajak menghentikan kekerasan dan berpihak kepada rakyat.
Perwakilan Gerakan Nurani Bangsa, Alissa Qotrunnada Wahid mengatakan kemanusiaan dan keberpihakan kepada rakyat harus menjadi pijakan sekaligus orientasi utama dalam membuat dan melaksanakan kebijakan negara serta mengelola kehidupan kebangsaan.
"Hentikan segala tindak kekerasan dan represifitas dalam menangani aksi unjuk rasa sebagai bagian dari kebebasan berpendapat dan berekspresi," kata Alissa di Rumah Pergerakan Griya Gus Dur, Jakarta, Rabu (3/9/2025).
Menurut dia, rakyat murka melihat sebagian elite penguasa baik eksekutif, legislatif, yudikatif, serta aparat penegak hukum yang tidak sensitif dan berempati kepada beban rakyat yang terus membesar.
Oleh karena itu, kata dia, Presiden Prabowo Subianto harus secepatnya memimpin dan memerintahkan semua jajaran institusi negara untuk bersikap berdasarkan nilai etika, kebersahajaan, dan asas kepatutan guna mengembalikan kepercayaan masyarakat luas yang hilang.
Dia memerinci, hal itu bisa dilakukan dengan cara berikut:
1. Memerintahkan polisi untuk secepatnya mengevaluasi dan menata ulang kepemimpinan dan kebijakannya agar tidak menimbulkan tindakan eksesif yang melanggar hak asasi manusia (HAM) dan hak konstitusional warga negara lainnya.
2. Menjaga stabilitas ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan warga dengan menegakkan keadilan ekonomi serta melaksanakan pengelolaan APBN secara transparan, akuntabel dan tidak ugal-ugalan.
3. Menghapus segala biaya tunjangan dan fasilitas pejabat publik yang berlebihan sehingga memboroskan keuangan negara serta memastikan prinsip transparansi kekayaan penyelenggara negara berjalan.
4. Seluruh jajaran pemerintahan bekerja keras melakukan inovasi dan memperkuat program kesejahteraan sosial. Bukan sebaliknya, memperbanyak pajak dan mengurangi program program pemenuhan hak dasar. Program yang berdampak pada berkurangnya pemenuhan hak dasar kesejahteraan rakyat harus dikoreksi dan diatur ulang.
Alissa melanjutkan, prinsip supremasi sipil harus dipastikan berjalan dalam pelaksanaan demokrasi. Selain itu, tugas pokok dan fungsi TNI-Polri yang profesional harus diperkuat.
"Membangun kesadaran publik secara persuasif. Menumbuhkan prinsip saling jaga antarsesama warga masyarakat, tanpa kekerasan dan tidak melakukan tindakan perusakan serta penjarahan," ucapnya.
Dia juga mengajak pemuka agama, budayawan, akademisi, pimpinan tempat ibadah, dan semua elemen masyarakat untuk terus menerus mendoakan dan ikut secara aktif menjaga keselamatan bangsa dan negara.
Perlu diketahui, sejumlah tokoh yang hadir adalah Nyai Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Alissa Qotrunnada Wahid, Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo, Romo Magnis Suseno, Gomar Gultom, Romo Agustinus Setyo Wibowo, Lukman Hakim Saifuddin, Erry Riyana Hardjapamekas, Laode Muhammad Syarif. dan Ery Seda.
Editor: Rizky Agustian