Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Breaking News: Purbaya Pastikan Tarif Cukai Rokok Tak Naik di 2026
Advertisement . Scroll to see content

Petani Tembakau Minta Dilibatkan dalam Penyusunan RPP Kesehatan

Sabtu, 07 Oktober 2023 - 14:02:00 WIB
Petani Tembakau Minta Dilibatkan dalam Penyusunan RPP Kesehatan
Petani tembakau meminta ikut dilibatkan dalam pembahasan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Kesehatan sebagai aturan pelaksana dari Undang-Undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023. (Foto: Ilustrasi/Antara)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Petani tembakau meminta ikut dilibatkan dalam pembahasan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Kesehatan sebagai aturan pelaksana dari Undang-Undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023 (UU Kesehatan). Sebab dalam pembahasan RPP, petani dinilai kurang diberikan ruang untuk berpartisipasi.

"Saya pernah diundang (diskusi), tapi kemudian saya melihat ini belum menjadi musyawarah untuk menciptakan solusi," ujar Ketua Umum Dewan Pimpinan Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Agus Pamudji, Sabtu (7/10/2023).

Agus telah mengikuti proses pembahasan pengamanan zat adiktif sejak pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Kesehatan. Menurutnya, RUU Omnibus Kesehatan sudah baik karena tidak menyamakan tembakau dengan zat psikotropika. 

Namun, dia menyayangkan tiba-tiba muncul RPP Kesehatan yang sama sekali tidak melibatkan petani tembakau sejak awal pembahasan. 

Di sisi lain, Agus mengingatkan jumlah pelaku ekonomi di industri tembakau sangat lah besar. Untuk petani saja, jumlahnya sekitar 3,1 juta orang, belum termasuk buruh tani. Hal ini belum menghitung pekerja dari sektor pendukung lain seperti buruh angkut, sopir truk, dan lain-lain. 

"Sebelum dibikin aturan-aturan, ingat ini (sektor tembakau) sangat signifikan, karena tembakau ketika panen bisa menunjang masa depan para petani tembakau, anak-anak untuk sekolah, dan ekonomi keluarga," katanya.

Pada saat yang sama, industri tembakau saat ini sedang mengalami penurunan yang tajam selama 10 tahun ke belakang. Agus merasa kesejahteraan para petani yang menjual tanaman tembakau terus menurun. 

Hal ini juga sejalan dengan penurunan produksi legal dari produk rokok yang juga diikuti oleh penurunan angka prevalensi perokok dewasa selama 5 tahun terakhir menurut data BPS.  

"Harus dibuka ulang, petani semua harus dilibatkan. Memang ini benar ranah kesehatan. Kami berharap ranah pertanian jangan ditiadakan," ujarnya.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut