PHR Percepat Pengeboran dengan Cluster Drilling, Hemat Waktu dan Biaya
Lalu, bagaimana PHR menetapkan titik sumur serta arah pengeboran masing-masing sumur? Tim AD North menjelaskan bahwa pihaknya menggunakan transformasi digital dan automasi yang mereka sebut SMART-CDSL (Cluster Drilling Selective Location).
Penetapan titik sumur dan arah pengeboran dilakukan melalui evaluasi dan integrasi antara lokasi target reservoir, lokasi tapak AMDAL yang tersedia pada area wellpad baru, hingga evaluasi potensi kolisi dengan sumur eksisting.
Seluruh data kemudian dikalkulasi menggunakan bantuan Artificial Intelligence. Cycle time dari tahapan persiapan hingga eksekusi pengeboran dapat dipercepat secara signifikan.
Melalui penerapan cluster drilling, PHR menargetkan 50 sumur untuk diselesaikan pada 2024 di Lapangan Petani. Jumlah ini meningkat pesat dari jumlah rata-rata pengeboran sejak alih kelola WK Rokan ke PHR pada 2021 - 2022.
“Kami sangat mengapresiasi inovasi-inovasi orang-orang muda PHR dalam menghadapi tantangan operasi. Kami mencatat banyak inisiatif yang tidak saja mampu menghemat biaya operasi, mempercepat proses tanpa mengorbankan keselamatan, tapi juga meningkatkan produksi,” ujar Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumbagut Rikky Rahmat Firdaus.
Penerapan metode dan strategi cluster drilling juga mulai diterapkan di Lapangan Hiu, Gulamo, dan Obor untuk kegiatan pengeboran pada 2025. Hal ini membuktikan bahwa inovasi ini dapat diterapkan pada kampanye pengeboran masif lapangan-lapangan onshore, seperti pengembangan pattern waterflood, CEOR, dan kampanye pengeboran masif lainnya baik di WK Rokan maupun lapangan-lapangan Migas lainnya
Editor: Rizqa Leony Putri