Politikus Senior Minta Pimpinan PPP Mundur usai Gagal Lolos ke Parlemen
JAKARTA, iNews.id - Mantan Wakil Menteri Agama (Wamenag) sekaligus senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Zainut Tauhid Sa'adi mengimbau pimpinan partainya untuk meminta maaf dan diiringi dengan pengunduran diri usai tak bisa meloloskan partai melenggang ke Senayan. Zainut merasa sangat prihatin melihat nasib PPP.
"Menurut saya hal ini merupakan musibah besar bagi seluruh kader dan simpatisan PPP yang selama ini setia dan istikamah memberikan kepercayaan kepada PPP sebagai wadah perjuangan dan penyalur aspirasi politiknya," kata Zainut dalam keterangannya yang dikutip Minggu (16/6/2024).
Dia menilai keterpurukan suara PPP adalah sebuah harga yang harus dibayar oleh para pimpinan dan elit partainya yang tidak memiliki kepekaan terhadap perasaan publik. Hal itu tercermin dari ketidakmampuannya mengelola konflik internal partai dengan baik, bahkan sebagian dari elitenya memiliki kegemaran mempertontonkan konflik secara terbuka di depan publik.
"Wajar jika publik memberikan hukuman dengan tidak memilih PPP di Pemilu 2024, karena muak melihat partai yang mengusung jargon agama tetapi hobinya sering berkonflik," ujarnya.
Sebagai senior PPP, Zainut memberikan imbauan kepada pimpinan, elit dan kader PPP di semua tingkatan. Pertama, tidak saling menyalahkan dan mencari biang kerok dari keterpurukan PPP, apalagi melakukan tindakan destruktif yang justru dapat merusak citra PPP.
"Kedua, segera melakukan konsolidasi organisasi, memperkuat tali silaturahmi, membangun persaudaraan untuk membangkitkan moral kader dan simpatisan PPP di tingkat grassroot," tuturnya.
Ketiga, melakukan refleksi secara mendalam atas musibah ini agar dapat mencari solusi yang tepat untuk membangun kembali PPP dimasa yang akan datang.
Keempat, elite politiknya jangan memberikan pernyataan kontroversial, yang dapat mengundang polemik yang tidak produktif.
Kelima, kepada pimpinan dan elite PPP agar segera meminta maaf secara terbuka kepada publik sebagai bentuk pertanggung jawaban moral atas tidak lolosnya PPP pada ambang batas Pemilu tahun 2024.
"Akan lebih bijak jika permohonan maaf itu disertai dengan pernyataan pengunduran diri elit tertinggi partai dari jabatannya secara ikhlas dan legowo," tuturnya.
Editor: Muhammad Fida Ul Haq