Praktikkan Toleransi Unik Kehidupan Beragama, Kampung Karanggede Bantul Jadi Percontohan Kementerian Agama
Tak hanya soal kenduri, saat pembangunan masjid, Pendeta Wijayadi juga ikut bergotong royong. “Dulu kan ini musala, kemudian dibangun masjid sekira 2010. Di situ saya ikut gotong royong, menganyam besi dan lainnya,” ujarnya.
Pendeta Wijayadi dan jemaatnya mengaku nyaman beribadah dan tinggal di Kampung Karanggede. Setiap event-event keagamaan di gerejanya, masyarakat sekitar juga membantu baik soal parkir hingga masalah keamanan.
Meski gereja tak mempunyai lahan parkir, sehingga parkir jemaat harus dilakukan di pinggir jalan, masyarakat juga bisa menerima.
“Menurut saya apa yang ada di Karanggede ini adalah contoh sederhana toleransi dan kerukunan beragama. Kuncinya adalah saling menghormati dan saling memahami,” ucapnya lagi.
Isu-isu terkait konflik agama juga tak mempan di Karanggede. Konflik antaragama di sejumlah wilayah tak membuat kerukunan di Karanggede menjadi goyah.
Masyarakat di Karanggede justru yang pertama membela jika ada pihak luar ingin mengganggu penganut agama tertentu. “Dulu sempat ada isu ada pihak luar ingin mengganggu mengusik, tapi justru masyarakat sini yang marah dan mengamankannya,” ujarnya.