Profil AG KH Sanusi Baco, Ulama Berpengaruh Sulsel Wafat di Usia 84 Tahun

JAKARTA, iNews.id - Indonesia kembali kehilangan salah satu putra terbaiknya. Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Sanusi Baco wafat, Sabtu (15/5/2021).

Kepergian ulama berpengaruh asal Sulawesi Selatan itu disampaikan dalam akun resmi media sosial PBNU. 

Baca Juga

Rusia akan Bangun Pembangkit Listrik di Bulan dalam 10 Tahun

“Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menyampaikan duka mendalam atas wafatnya Dr AG KH Sanusi Baco (Mustasyar PBNU). Innalillahi wainna ilaihirajiun,” tulis PBNU, Sabtu.

Kasubag Humas dan Umum Kemenag Sulsel Zulkifli Hijaz menuturkan, AG Sanusi Baco meninggal dunia pukul 20.00 Wita dalam perawatan di Rumah Sakit Primaya (RS Awal Bros Makassar). Ketua MUI Sulsel itu sebelumnya dirawat karena sakit.

Baca Juga

Innalillahi, Ketua Lesbumi PBNU KH Agus Sunyoto Meninggal Dunia 

Lahir 4 April 1937 di Maros, Sulsel, Kiai Baco memulai pendidikan dengan belajar kepada beberapa guru di desanya. Dikutip dari laman Laduni NU, dia lantas mondok di Pesantren Darud Da’wah wal Irsyad (DDI) Mangkoso, Barru, selama 8 tahun. 

Sanusi Baco menyelesaikan pendidikan sarjana muda di Universitas Muslim Indonesia. Aktivis PMII ini lantas mendapat beasiswa dari Departemen Agama (kini Kementerian Agama) untuk kuliah di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir.

Setelah kembali ke Makassar, aktivitasnya antara lain mengajar di UMI, Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Al-Gazali (UIM) dan mendirikan Sekolah Tinggi Al-Gazali Cabang STAI Al Gazali di Makassar. Dia juga dikenal  sebagai Dosen Tetap di Fakultas Syariah IAIN Alauddin Makassar.

Ulama senior ini juga dikenal sebagai pengasuh dan tokoh Pesantren Nahdlatul Ulum di Kabupaten Maros. Karena keilmuannya itu dia dijuluki Anregurutta atau AG.

AG merupakan istilah gelar bagi ulama Sulsel. Istilah ini tidak dipakai secara umum kepada seseorang yang dianggap sebagai ulama tetapi hanya dipakai kepada ulama/ustaz dalam lingkup pesantren.

AG Sanusi Baco dikenal juga sebagai sahabat dekat Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Editor: Zen Teguh