Profil Danarto, Sastrawan Indonesia yang Meninggal usai Kecelakaan
Dikutip dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, setelah menamatkan sekolah dasar (SD), Danarto melanjutkan pelajarannya ke SMP, kemudian bersekolah di SMA bagian Sastra di Solo. Pada 1958--1961 Danarto menempuh pendidikan tinggi di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta jurusan Seni Lukis.

Danarto terus mengasah bakat seninya. Pada 1976 dia mengikuti lokakarya International Writing Program di Iowa City, Amerika Serikat, bersama pengarang dari 22 negara. Pada 1958—1962 dia membantu majalah anak-anak Si Kuncung yang menampilkan cerita anak sekolah dasar. Dia menghiasi cerita itu dengan berbagai variasi gambar.
Selain itu, Danarto juga membuat karya seni rupa, seperi relief, mozaik, patung, dan mural (lukisan dinding). Rumah pribadi, kantor, dan gedung pernah menjadi kanvas bagi tangannya yang cekatan.
Pada kurun 1969—1974 dia bekerja sebagai tukang poster di Pusat Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki, dan selanjutnya mengajar di Akademi Seni Rupa LPKJ (sekarang IKJ) pada 1973. Pada 1979—1985 bekerja di majalah Zaman.
Danarto lebih gemar berkecimpung dalam dunia drama. Hal itu terbukti sejak 1959—1964 ia masuk menjadi anggota Sanggar Bambu Yogyakarta, sebuah perhimpunan pelukis yang biasa mengadakan pameran seni lukis keliling, teater, pergelaran musik, dan tari. Dalam pementasan drama yang dilakukan Rendra dan Arifin C Noor, Danarto ikut berperan, terutama dalam rias dekorasi.