Profil Danarto, Sastrawan Indonesia yang Meninggal usai Kecelakaan
Pada 1970 dia bergabung dengan misi Kesenian Indonesia dan pergi ke Expo 1970 di Osaka, Jepang. Setahun berikutnya giliran dia membantu penyelenggaraan Festival Fantastikue di Paris.
Dia juga melakukan kegiatan sastra di luar negeri. Sebagai contoh pada 1983 Danarto mengikuti Festival Penyair Internasional di Rotterdam, Belanda.
Tulisannya yang berupa cerpen banyak dimuat dalam majalah Horison, seperti “Nostalgia”, “Adam Makrifat”, dan “Mereka Toh Tidak Mungkin Menjaring Malaikat”. Di antara cerpennya, yang berjudul “Rintrik”, mendapat hadiah dari majalah Horison tahun 1968.
Pada 1974 kumpulan cerpennya dihimpun dalam satu buku yang berjudul Godlob diterbitkan oleh Rombongan Dongeng dari Dirah. Karyanya dengan pengarang lain, yaitu Idrus, Pramoedya Ananta Toer, AA Navis, Umar Kayam, Sitor Situmorang, dan Noegroho Soetanto dimuat dalam sebuah antologi cerpen yang berjudul From Surabaya to Armageddon (1975) oleh Herry Aveling.
Dalam bidang film, dia pun banyak memberikan sumbangannya yang besar, yaitu sebagai penata dekorasi. Film yang pernah digarapnya ialah Lahirnya Gatotkaca (1962), San Rego (1971), Mutiara dalam Lumpur (1972), dan Bandot (1978).