Profil Francisca Casparina Fanggidaej, Nenek Reza Rahadian dan Pejuang Kemerdekaan
Sisca menempuh pendidikan di Europeesche Lagere School (sekolah dasar Eropa) dan MULO (sekolah menengah pertama). Meskipun fasih berbahasa Indonesia dan Inggris, di rumah dia hanya diperbolehkan berbicara bahasa Belanda.
Saat kecil, Sisca bersekolah bersama anak-anak keturunan Belanda, tetapi tetap merasakan ketimpangan. Pengalaman ini membuat Sisca memahami kondisi Indonesia yang terjajah dan memotivasi dirinya untuk berjuang demi kemerdekaan Indonesia.
Sisca kemudian bekerja sebagai pengajar bahasa Inggris dan penerjemah serta menjadi wartawan untuk Radio Gelora Pemuda Indonesia. Selain itu, dia tercatat sebagai anggota dewan Komite Belanda Indonesia dan salah satu pendiri Stichting Azie Studies (Yayasan Studi Asia) di Belanda.
Menurut laman International Institute of Social History, Sisca menikah dengan Sukarno, anggota dewan Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo), pada 1948. Mereka dikaruniai seorang anak, Nilakandi Sri Luntowati.
Namun, suaminya tewas ditembak bersama rombongan Amir Sjarifuddin pada 19 Desember 1948. Setelah itu, Sisca menikah dengan seorang wartawan bernama Supriyo dan mereka memiliki enam anak, Dien Rieny Saraswati, Godam Ratamtama, Nusa Eka Indriya, Savitri Sasanti Rini, Pratiwi Widiantini (ibu Reza Rahadian), dan Mayanti Trikarini.