Puan di Puncak Kejayaan Parlemen, Ganjar Sulit Kantongi Restu Megawati Maju Pilpres
Dia menuturkan, sejauh ini PDIP tidak memiliki tradisi mengangkat kader yang tidak dekat dengan keluarga Soekarno, kecuali Joko Widodo (Jokowi). Kondisi Jokowi pada Pilpres 2014 berbeda dengan kondisi ganjar Pranowo saat ini.
"Jokowi saat itu muncul secara drastis dan memang kebetulan keluarga Megawati tidak ada yang menonjol pada saat itu sementara sekarang ketika Ganjar mengemuka untuk Pilpres 2024, posisi Puan Maharani ada di puncak kekuasaan di parlemen," tuturnya.
Menurutnya, melihat fakta politik yang ada di internal PDIP, Ganjar akan menyadari posisinya belum tentu mendapatkan restu Megawati meskipun elektabilitas dan popularitasnya tertinggi kemudian melakukan manuver politik termasuk konsolidasi dengan parpol lain karena potensi untuk diusung parpol lain bisa jadi lebih beasr dibandingkan dengan diusung oleh PDIP sendiri.
"Sederhananya Puan bakal menjadi sandungan utamanya Ganjar karena Puan Maharani sekarang posisinya sama-sama menjadi elite. Ganjar sebagai gubernur sementara Puan Maharani sebagai Ketua DPR maka saya kira bergaining power-nya juga sama-sama besar. Tetapi tentu Puan akan tetap diutamakan karena dia adalah puteri mahkota," katanya.
Sebelumnya, hasil survei IPO 12-23 Oktober 2020 menunjukkan 17,9% responden akan memilih Ganjar jika diadakan pemilihan presiden (pilpres) saat ini. Disusul Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (16,4%) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (15,3%). Berikutnya, Sandiaga Uno (8,8%), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (6%), Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (5,7%), dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian (4,2%).
Selanjutnya, Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (2,9%), Ketua DPR Puan Maharani yang merupakan kader PDI-P (1,9%), dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (1%).
Editor: Kurnia Illahi