Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kementerian HAM Kritik Polisi Sita Buku saat Tangkap Aktivis, Sebut Rusak Tradisi Membaca
Advertisement . Scroll to see content

Pustakawan Aktif, Inisiatif dan Komunikatif dalam Bisnis Perpustakaan

Senin, 06 Juli 2020 - 20:11:00 WIB
Pustakawan Aktif, Inisiatif dan Komunikatif dalam Bisnis Perpustakaan
Dosen pada Program Studi Ilmu Perpustakaan Unpad Agus Rusmana.
Advertisement . Scroll to see content

Dr Agus Rusmana MA.
Dosen pada Program Studi Ilmu Perpustakaan Unpad;
Pengamat Pustakawan.

PERPUSTAKAAN sebagai sebuah lembaga hanyalah tempat menyimpan dan menyediakan bahan pustaka dalam berbagai format, mulai dari lembaran buku dan dokumen tercetak, sampai dengan ribuan jurnal elektronik. Walaupun semua itu sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat, bahan pustaka itu hanyalah benda mati yang tidak bisa menunjukkan kebermanfaatannya.

Agar segala isi dan kelengkapannya memiliki guna dan manfaat, dibutuhkan seorang yang sangat ahli dan terampil serta berpengetahuan tinggi untuk mengelola semua bahan pustaka itu agar berguna untuk sumber pengetahuan dan sumber pengambilan keputusan. Seseorang itu adalah pustakawan. Pustakawanlah yang dengan banyak keterampilannya mampu menggerakan semua komponen perpustakaan untuk dapat memberikan layanan informasi dan ilmu pengetahuan kepada anggota masyarakat yang membutuhkan.

Pemberian layanan informasi dan ilmu pengetahuan hanyalah salah satu peran pustakawan sebagai seorang ahli dalam mengelola kepustakaan. Masih banyak peran penting lain yang yang dituntut untuk dilakukan, mulai dari melakukan kajian pemustaka, menghimpun dan menyeleksi bahan pustaka, menyediakan dan menyajikan bahan pustaka dalam berbagai format, sampai membuat lembaga perpustakaan menjadi “rumah kedua” bagi masyarakat.

Peran yang lebih besar dari itu yakni sebagai pengelola pengetahuan (knowledge manager) yang mempertemukan pemilik pengetahuan dengan pengguna pengetahuan, merekam pengetahuan dari gagasan pemikiran yang awalnya masih berada dalam kepala seorang individu atau kelompok. Ringkasnya pustakawan adalah penelusur, penghimpun, pengolah, pemelihara dan penyebar warisan budaya (dalam bentuk pengetahun) sebuah bangsa.

Karakter Ideal Pustakawan

Untuk dapat menjalankan peran-peran besar dan penting, pustakawan tidak cukup hanya memiliki keterampilan teknis mengelola bahan pustaka di perpustakaan tempat dia berkarya. Pustakawan harus memiliki karakter ideal, yaitu terbuka, kreatif, komunikatif, peduli, ingin maju, dan berpikir positif. Dengan karakter ideal ini akan ada jaminan bahwa lembaga perpustakaan yang dikelola akan mampu berperan sebagai pemelihara dan penerus kebudayaan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Mengapa karakter ideal ini harus dimiliki? Bukankah pengelolaan perpustakaan hanyalah sebuah tindakan teknis dan operasional? Mengapa perpustakaan harus berkarakter aktif, inisiatif, komunikatif dan kreatif?

Pertanyaan ini selalu muncul ketika pustakawan menempatkan diri sebagai bagian dari sistem perpustakaan dengan penerjemahan filosofis “keliru” tentang perpustakaan sebagai lembaga sosial dan non-profit oriented, yang berarti bahwa perpustakaan tidak boleh mengambil keuntungan (terutama finansial) dari layanan pustaka yang diberikan kepada pengunjungnya.

Pertanyaan ini kemudian dilanjutkan oleh pertanyaan filosofis keliru lagi: Mengapa perpustakaan harus populer? Mengapa harus banyak pengunjungnya? Mengapa harus dipasarkan? Mengapa pemustaka harus dilayani dengan istimewa? Apa untungnya melakukan semua usaha ini?

Jika menggunakan dasar pengalaman dan pengamatan pada kondisi operasional perpustakaan di Indonesia yang selama ini dijalankan secara konvensional sebagai penyedia koleksi pustaka, pertanyaan ini wajar sekali muncul karena memang tidak pernah ada korelasi positif antara banyaknya kunjungan ke perpustakaan, banyaknya koleksi yang dibaca dan dipinjam, dengan besarnya dukungan finansial yang masuk ke perpustakaan, baik dana untuk belanja koleksi dan fasilitas, atau besarnya penghasilan seorang pustakawan.

Hampir tidak ada peristiwa manajemen sebuah perpustakaan menaikan gaji pustakawannya karena berhasil membuat pengunjungnya semakin banyak dan jumlah koleksi yang dipinjam semakin meningkat. Anggaran yang diberikan untuk pengelolaan perpustakaan tidak pernah didasari untuk membuat perpustakaan menjadi populer dan banyak dikunjungi, melainkan lebih didasari oleh sistem anggaran yang menempatkan perpustakaan sebagai sebuah kantor administrasi, dan bukan sebuah pusat layanan publik. Pemikiran filosofis konvensional ini akhirnya terinternalisasikan dalam pola pikir dan tindakan pustakawan yang berkarya secara konvesional.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut