Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Roy Suryo Tuding KPU Terbitkan Aturan Khusus soal Ijazah Capres-Cawapres untuk Loloskan Gibran
Advertisement . Scroll to see content

Romo Magnis Ajak Rakyat Jangan Pilih Pemimpin dengan Masa Lalu Gelap dan Tangan Berdarah

Rabu, 07 Februari 2024 - 15:16:00 WIB
Romo Magnis Ajak Rakyat Jangan Pilih Pemimpin dengan Masa Lalu Gelap dan Tangan Berdarah
Guru Besar Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyakara Romo Magnis Suseno mengajak masyarakat untuk tidak memilih pemimpin dengan masa lalu gelap dan tangan yang berdarah. (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Guru Besar Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyakara, Franz Magnis Suseno atau yang akrab disapa Romo Magnis Suseno, mengungkapkan kriteria calon pemimpin bangsa sebagai pedoman pemilih dalam Pilpres 2024. Dia menyebutkan, calon pemimpin harus bisa memberikan rasa aman, jujur, berintegritas, toleran, hingga tidak mempunyai masa lampau gelap dengan tangan yang berdarah.

Pernyataan itu disampaikan dalam diskusi diaspora Indonesia seputar calon pemimpin bangsa secara daring dan disiarkan melalui kanal YouToube @vmcnewyorkchannel732, Selasa (6/2/2024).

Romo Magnis menanggapi pertanyaan mengenai karakter Prabowo yang sekarang menjadi seseorang yang menarik dan kebapakan serta dijuluki gemoy. Dia tak yakin karakter Prabowo berubah secara mendadak dalam enam bulan terakhir.

“Granat tidak akan berhenti menjadi granat kalau ditempatkan dalam sebuah patung yang bagus, granatnya tetap ada. Saya tidak percaya sama sekali jika mendadak dalam setengah tahun terakhir terjadi perubahan karakter,” kata Romo Magnis.

Dia menyoroti sikap Presiden Jokowi (Jokowi). Menurutnya, akhir-akhir ini terjadi kemunduran demokrasi kendati banyak perubahan yang dilakukan selama hampir 10 tahun masa jabatan Jokowi. 

Jokowi, kata dia, telah mengambil sikap yang mencemaskan. Salah satunya mendukung anaknya, Gibran Rakabuming Raka untuk maju menjadi cawapres nomor urut 2 yang disertai sejumlah pelanggaran etika dan memanipulasi Mahkamah Konstitusi (MK).

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut