Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Doa Guru Menggema untuk Negeri, Kemenag Umumkan Donasi Rp150 Miliar di Puncak HGN 2025
Advertisement . Scroll to see content

Sejarah Hari Guru Nasional, Dedikasi Pahlawan Tanpa Tanda Jasa 

Rabu, 20 November 2024 - 07:04:00 WIB
Sejarah Hari Guru Nasional, Dedikasi Pahlawan Tanpa Tanda Jasa 
Sejarah Hari Guru Nasional (Foto: Bakesbangpol Kulon Progo)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Sejarah Hari Guru Nasional sering kali kurang dipahami, terutama oleh anak-anak zaman sekarang yang cenderung lebih fokus pada perayaannya. 

Padahal, Hari Guru Nasional, yang diperingati setiap tanggal 25 November, memiliki sejarah panjang yang penuh makna.

Pada hari itu, siswa-siswa biasanya berlomba-lomba untuk memberikan apresiasi kepada para guru dengan hadiah-hadiah bermakna sebagai simbol penghormatan. 

Seperti yang kita tahu, guru sering disebut sebagai "pahlawan tanpa tanda jasa" karena perannya yang sangat penting dalam mencerdaskan generasi bangsa tanpa pamrih. 

Namun, memahami asal usul Hari Guru Nasional juga merupakan bentuk penghargaan yang tak kalah penting.

Berikut adalah ringkasan singkat mengenai sejarah hari guru nasional yang dirangkum dari beberapa sumber. 

Sejarah Hari Guru Nasional

Pada awalnya, organisasi guru di Indonesia berfokus pada kebutuhan para pendidik dengan berbagai latar belakang dan pangkat. 

Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) yang didirikan pada tahun 1912, misalnya, mencakup anggota dari berbagai kategori seperti guru bantu, kepala sekolah, hingga pemilik sekolah, yang sebagian besar bekerja di sekolah-sekolah desa dan sekolah rakyat kelas dua. 

Organisasi ini berjuang untuk memperbaiki nasib anggota yang berasal dari berbagai strata sosial dan pendidikan. Selain PGHB, muncul pula organisasi lain seperti Persatuan Guru Bantu (PGB) dan Perserikatan Guru Desa (PGD) yang mengutamakan kesatuan di antara para guru.

Pada tahun 1932, PGHB berubah nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI), sebagai respons terhadap semangat perjuangan kebangsaan yang semakin berkembang. Meskipun perubahan ini mendapat perlawanan dari pihak Belanda, nama "Indonesia" justru menambah semangat perjuangan guru-guru untuk kemerdekaan. Namun, ketika Jepang menduduki Indonesia, semua organisasi guru dibubarkan.

Setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, guru-guru Indonesia mengadakan Kongres Guru Indonesia di Surakarta pada 24-25 November 1945. 

Pada kongres ini, berbagai organisasi dan kelompok yang sebelumnya terpecah berdasarkan latar belakang pendidikan, pekerjaan, atau politik sepakat untuk bersatu dalam wadah yang baru, yaitu Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), yang resmi terbentuk pada 25 November 1945. 

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut