Semangat Santri di Tengah Keterbatasan Fasilitas Pesantren
JAKARTA, iNews.id - Keterbatasan fasilitas tidak menyurutkan semangat santri Pesantren Hidayatul Ihsan di Desa Cipertani, Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya untuk mempelajari agama Islam. Setiap hari, santri beraktivitas di pesantren dengan kondisi yang serba terbatas.
Terlihat, bangunan pesantren mulai rapuh termakan zaman. Salah satu pengajar Pesantren Hidayatul Ihsan Ustaz Kusnaedi mengatakan, pesantren berdiri pada tahun 2004 dan saat ini telah memiliki 84 santri.
Para santri, mayoritas berasal dari keluarga dengan ekonomi tidak mampu. Sehingga pesantren tidak mewajibkan santrinya membayar iuran pendidikan.
"80 persen santri datang dari keluarga prasejahtera. Mereka belajar di sini bermodal nekat, tekad, dan semangat yang kuat untuk belajar. Santri bayar semampunya, kalau tidak mampu, kami gratiskan biaya pendidikannya. Untuk makan sehari-hari, mereka masak di dapur umum pesantren dengan bahan-bahan hasil kebun pesantren,” kata Ustaz Kusnaedi.
Untuk santri yang telah cukup usia, pesantren memberikan kesempatan untuk mencari penghasilan tambahan di luar pesantren. Beberapa di antara mereka ada yang menjadi kuli bangunan hingga membantu di kebun warga asal tidak mengganggu kegiatan di pesantren.