Simak, Jenderal Ini Bocorkan Tips Lulus Seleksi Prajurit TNI AD: Tidak Lihat Kaya Miskin
"Begitu juga dengan tinggi minimal 163 cm, itu batas minimum bisa operasikan alutsista, desainnya begitu. Kalau tidak mencapai, saya yakin mereka tak akan pernah bisa jadi prajurit jangka panjang. Mereka jadi prajurit awak organisasi, menegakkan kedaulatan tugas pokok, sampai hadapi ancaman bersenjata," tutur pria kelahiran Surakarta, Jawa Tengah itu.
Mulyo Aji pun membeberkan kenapa setiap jalur rekrutmen memilah calon prajurit dari jurusan di sekolah menengah atas dan sederajatnya. Menurutnya calon prajurit yang terpilih akan ditempatkan sesuai keterampilan yang dimiliki.
"Akmil tidak ambil ips, tapi Tamtama dan Bintara boleh dari IPS. Kenapa begitu? Karena Akmil akan ditempatkan di satuan tempur di bantuan tempur atau administrasi yang membutuhkan eksakta. Kemampuan eksakta yang kita cari dari IPA, misal polisi militer itu ada unsur kimia, tembak balistik berapa kecepatan siapa yang salah," katanya.
"Misal menjadi Korp Zeni, itu seperti ahli teknik sipil, kalo dia dari IPS akan sulit kejar," katanya.
Mulyo Aji pun mengimbau kepada masyarakat yang ingin mendaftar sebagai calon prajurit agar tidak tergiur penipuan dengan modus memberikan sejumlah uang. Dia menegaskan calon prajurit tidak dipungut biaya sedikit pun dalam proses rekrutmen.
"Saya ini berusaha semaksimal mungkin beri penjelasan kepada calon prajurit supaya tak tertipu. Tapi masih ada yang tertipu, sudah kami proses dan sebagian akan masuk pengadilan, sudah kita kasih penjelasan. Bahkan yang sudah ikut pendidikan kita batalkan karena nyogok, ada," katanya.
Editor: Rizal Bomantama