Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Purbaya Ungkap Sisa Dana Tanggap Darurat Rp1,51 Triliun, Dorong BNPB Segera Cairkan 
Advertisement . Scroll to see content

Soal Sistem Peringatan Dini, Ini Perintah Jokowi ke Kepala BNPB

Sabtu, 02 Februari 2019 - 14:51:00 WIB
Soal Sistem Peringatan Dini, Ini Perintah Jokowi ke Kepala BNPB
Presiden Jokowi. (Foto:Okezone)
Advertisement . Scroll to see content

SURABAYA, iNews.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo agar mengoordinasikan kementerian dan lembaga terkait demi terwujudnya sistem peringatan dini kebencanaan terpadu.

"Untuk itu pada kesempatan yang baik ini, Pak Doni selaku Kepala BNPB akan mengkoordinasikan semua kementerian dan lembaga terkait agar sistem peringatan dini segera terwujud dan kita rawat," katanya dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana 2019 di Jawa Timur Expo, Surabaya, Sabtu (2/2/2019).

Rapat koordinasi itu dihadiri Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo, Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan 4.000 peserta dari seluruh Indonesia maupun perwakilan negara sahabat.

Jokowi menjelaskan, sistem peringatan dini kebencanaan terpadu itu nantinya akan berbasiskan rekomendasi yang merupakan hasil penelitian, pengkajian, pakar. Hasil tersebut harus dipakai di Indonesia.

"Pembangunan peringatan dini terpadu yang berbasiskan rekomendasi dari hasil penelitian, pengkajian, pakar harus dipakai. Sistem peringatan dini terpadu, daerah maupun nasional harus membangun itu dan harus kita kerjakan itu Di titik-titik mana, di tempat-tempat yang mana?" ujarnya.

Jokowi berharap agar masyarakat punya rute evakuasi yang jelas saat bencana terjadi. Aksi warga Jepang kala menghadapi gempa dinilai perlu dicontoh.

"Saya melihat video di Jepang misalnya, ada gempa, masyarakat baru makan, tetap makan tidak panik, tapi begitu tanda sirine sudah 'nguing nguing' baru lari, tapi rutenya jelas, ke arah mana jelas. Hal-hal ini yang mulai kita kerjakan," kata Jokowi.

Dia juga memastikan, papan-papan peringatan maupun rute-rute evakuasi akan mulai ditempatkan pada tahun ini.

"Terakhir, lakukan simulasi latihan, lakukan simulasi penanggulangan bencana secara berkala dan teratur untuk mengingatkan masyarakat kita secara berkesinambungan sampai ke tingkat paling bawah RT, RW sehingga masyarakat kita siap menghadapi setiap bencana," ujar Jokowi.

Meskipun bencana itu bukan hanya gempa, tsunami, banjir, longsor, tapi Presiden meyakini bahwa gempa dan tsunami yang menelan paling banyak korban.

Berdasarkan data BNPB, sepanjang 2018 tercatat 2.572 kejadian bencana. Pada Januari dan Februari adalah puncak bencana banjir, longsor dan puting beliung.

Selama Januari 2019, telah terjadi bencana 366 yang menyebabkan 94 orang meninggal dan hilang, 149 orang luka-luka, 88.613 orang mengungsi dan terdampak, 4.013 unit rumah rusak meliputi 785 rusak berat, 570 rusak sedang, 2.658 rusak ringan, dan 146 fasilitas umum rusak.

Lebih dari 98 persen bencana yang terjadi merupakan bencana hidrometeorologi selama Januari 2019. Bencana banjir dan longsor yang terjadi di Sulawesi Selatan merupakan bencana yang banyak menimbulkan korban meninggal dan hilang.

Dalam periode yang sama, yaitu 1 Januari hingga 31 Januari, jumlah bencana 2019 lebih banyak daripada 2018. Perbandingan bencana antara 2018 dan 2019 menunjukkan jumlah kejadian bencana naik 57,1 persen.

Tercatat, korban meninggal dunia dan hilang naik 308,7 persen, korban luka-luka naik 186,5 persen, korban mengungsi dan terdampak turun turun 49,8 persen, dan jumlah rumah rusak turun 59,7 persen.

Editor: Djibril Muhammad

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut