Sungai Jakarta Disebut Makin Kotor, Heru Budi: Mungkin Dampak 5 Tahun Lalu Tak Diurus 

JAKARTA, iNews.id - Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menanggapi kritik dari Ketua DPW PKB DKI Jakarta Hasbiallah Ilyas, yang menyebutkan kalau Jakarta semrawut setelah ditinggal kepemimpinan Anies Baswedan. Heru menyebut justru pembangunan infrastruktur saat ini kian maju. 

"Semrawut apanya. Semrawutnya apa, kalau jalannya ramai, tolnya bagus," kata Heru di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) PD Dharma Jaya, Cakung, Jakarta Timur, Jumat (14/6/2024).

Baca Juga

Zionis Merespons Niat Turki Tangkap Netanyahu: Israel Kuat dan Tak Kenal Takut!

Hasbiallah sempat mengungkap kalau sungai di Jakarta makin kotor setelah dipimpin Heru Budi. "Eh, yang bener aja, sungai lebih bersih, kalau itu pun kotor satu tahun saya mimpin. Mungkin dampak lima tahun lalu nggak diurus kan, ya kan. Masa saya datang terus kotor ah enggak," kata Heru.

Heru menyebut kalau sungai-sungai di Jakarta selalu dalam pemantauan pihaknya dan dibersihkan. Menurutnya sungai yang dianggap kotor itu, karena pada era Anies Baswedan ketika menjabat sebagai gubernur tidak diurus.

Baca Juga

Maju Kembali di Pilgub Jakarta, Anies Baswedan : Kami Terima Amanah untuk Jadi Calon, Jalani dengan Cara Terhormat

"Mungkin dampak-dampak 5 tahun yang lalu, terlupakan diurus sekarang saya urus, banyak masyarakat bilang lebih bersih kok," katanya.

Sebelumnya, Hasbiallah Ilyas membeberkan, kalau Jakarta setelah ditinggal Anies purnatugas dari periode pertama 2022 sering mendapatkan komplain dari warga. Dirinya menyoroti kali dekat rumahnya yang biasanya bersih kotor setelah ditinggal Anies.

Baca Juga

Anies Mantap Maju Pilgub Jakarta, Jalin Komunikasi Intensif dengan PDIP

"Karena Jakarta butuh sosok beliau, selama beliau tinggalkan DKI Jakarta selama dua tahun, contoh kecil enggak usah jauh-jauh di rumah saya itu, wilayah saya kali-kali yang biasanya bersih hari ini kotor," kata Hasbi di Kantor DPW PKB DKI, Pulogadung, Jakarta Timur, Kamis (13/6/2024).

Editor: Muhammad Fida Ul Haq