Tegas Tanpa Ampun! Jenderal Eks Ajudan Soeharto Ini Bikin Preman dan Raja Judi Gemetar Ketakutan
Kepemimpinan Sutanto di Sumut menuliskan catatan tersendiri. Di masanya itu lah perang melawan perjudian dilakukan habis-habisan, termasuk menumpas bisnis Sahara Oloan Panggabean.
Rekam jejak brilian di Sumut itu mengantarkan Sutanto sebagai kapolda Jawa Timur (2000-2002). Ketika ini, namanya mulai santer disebut berpeluang kuat menjadi kapolri di masa depan.
Faktanya, karier Sutanto terus menanjak. Hanya dua tahun kurang di Jatim, dia dimutasi sebagai Kalemdiklat Polri. Sempat dianggap meredup, dia menyandang pangkat bintang tiga saat dipromosikan sebagai Kalakhar Badan Narkotika Nasional (BNN).
Namanya menguat sebagai calon kapolri ketika Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Presiden. Kebetulan Sutanto dan SBY merupakan rekan angkatan. Bila Sutanto lulusan terbaik Akpol 73, SBY peraih Adhi Makayasa-Tri Sakti Wiratama Akmil 1973.

Sutanto akhirnya diajukan sebagai calon tunggal Kapolri oleh SBY ke DPR. Parlemen menyetujuinya. Dia dilantik sebagai Kapolri oleh Presiden SBY di Istana Negara, Jumat (8/7/2005). Sutanto menggantikan Jenderal Pol Da’i Bachtiar.
Menjadi orang nomor satu di Korps Bhayangkara, Sutanto kembali menegaskan programnya menindak tegas preman dan segala bentuk perjudian. Dia bahkan mengultimatum tidak segan-segan mencopot kapolda yang tak sanggup melaksanakan instruksinya.
Tak hanya perjudian, namun juga bisnis ilegal bahan bakar, terorisme dan narkoba. Dikutip dari laman resmi Polri, terjadi sejumlah peristiwa penting saat Sutanto menjabat Kapolri.
Berikut beberapa peristiwa tersebut: