Terungkap, Ada Peran Tentara Jepang hingga Korsel dalam Kemerdekaan Indonesia
Shigeru Ono menjadi salah satu tentara Jepang yang memihak Indonesia. Shigeru merupakan pasukan yang menolak pulang ke Jepang dan memilih bergabung dengan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan. Kelompok pejuang kemerdekaan tersebut dikenal sebagai komando elite Pasukan Gerilya Istimewa (PGI) yang berada di bawah Pasukan Untung Suropati.
Alasan Shigeru tidak mau bertekuk lutut kepada pihak sekutu yaitu salah satunya karena melihat jasa orang-orang Indonesia kepadanya kala memerangi pihak sekutu. Pria asal Jepang yang lahir pada 26 September 1919 ini memiliki nama Indonesia yaitu Rahmat. Setelah menetap di Indonesia, ia menikah dengan wanita pribumi bernama Darkasih. Shigeru menetap di Kota Batu, Jawa Timur hingga akhir hidupnya.
Eduard Douwes Dekker merupakan pria Belanda yang datang ke Indonesia pada 1839. Ia adalah penulis buku bertajuk Max Havelaar, pada tahun 1860. Ketika sampai di Indonesia ia bekerja sebagai pegawai di kantor Pengawasan Keuangan Batavia, kemudian berpindah tempat kerja.
Eduard Douwes Dekker pernah dituduh melakukan penggelapan uang, tapi pada akhirnya tuduhan tersebut tidak terbukti.
Melalui buku yang ditulisnya dengan nama pena Multatuli tersebut, Eduard menceritakan kekejaman kolonial Belanda yang disajikan secara detail. Hal ini memperlihatkan keberpihakan Eduard Douwes Dekker kepada Indonesia dan perjuangan rakyatnya. Bukan sekadar tulisan, Eduard juga menghadirkan bukti-bukti sehingga kondisi Indonesia dapat dengan jelas tergambar dan dipahami pembacanya.
Buku Max Havelaar ini juga menginspirasi para pejuang kemerdekaan untuk tetap semangat dalam merebut kemerdekaan Indonesia.
Ichiko Tatsuo, atau yang juga dikenal dengan nama Abdul Rachman, adalah pemuda asal Jepang yang membela kemerdekaan Indonesia. Ia merasa Jepang sudah mengkhianati Indonesia, sebab Jepang tidak memenuhi janji untuk memberikan kemerdekaan bagi Indonesia.
Karena itu, tekadnya bulat untuk membersamai rakyat Indonesia. Ia bergabung dalam Pembela Tanah Air (Peta) di Divisi Pendidikan. Ichiko Tatsuo mendapatkan nama Abdul Rachman oleh Haji Agus Salim sebagai penghargaan karena dirinya telah menjadi penasihat di divisi tersebut.
Tatsuo memimpin Pasukan Gerilya Istimewa di Semeru, Jawa Timur. Pasukan tersebut merupakan satuan khusus di bawah militer Indonesia yang terdiri dari tentara-tentara Jepang yang bersimpati pada kemerdekaan Indonesia. Ichiko Tatsuo tewas tertembak pasukan Belanda pada 9 Januari 1949 di Desa Dampit, Malang.
Baca pembahasan mengenai Kisah Para Pahlawan selengkapnya di Sindonews.com.
Editor: Muhammad Fida Ul Haq