Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pakar Hukum Surati Komisi III DPR, Minta Keabsahan Ketua MK Suhartoyo Dibahas
Advertisement . Scroll to see content

Tim Hukum AMIN Nilai Keterangan 4 Menteri di MK Tak Sesuai Kenyataan: Kami Punya Buktinya

Jumat, 05 April 2024 - 19:58:00 WIB
Tim Hukum AMIN Nilai Keterangan 4 Menteri di MK Tak Sesuai Kenyataan: Kami Punya Buktinya
Tim Hukum Nasional AMIN menilai pernyataan 4 menteri di sidang sengketa Pilpres 2024 tidak sesuai kenyataan. (Foto: MPI)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Tim Hukum Nasional Anies-Muhaimin (AMIN) menampik pernyataan empat menteri yang bersaksi di sidang sengketa Pilpres 2024, Jumat (5/4/2024). Keterangan para menteri itu dinilai tidak sesuai kenyataan.

Ketua Tim Hukum Nasional AMIN Ari Yusuf Amir mengatakan, pihaknya sama sekali tidak mempermasalahkan pemberian perlindungan sosial seperti yang disampaikan. Masalahnya, kata dia, anggaran negara yang sebagian besar berasal dari pajak masyarakat digunakan untuk meningkatkan elektabilitas pasangan calon (paslon) tertentu.

“Kami punya beberapa buktinya dan sudah kami sampaikan kepada majelis hakim,” kata Ari, Jumat (5/4/2024).

Ari menambahkan, ada beberapa indikasi penggunaan uang pajak masyarakat untuk meningkatkan perolehan suara salah satu paslon. Seperti saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan 30 kali kunjungan kerja yang 50 persen di antaranya ke Jawa Tengah (Jateng) selama periode 22 Oktober 2023–1 Februari 2024.

"Jika memang daerah yang dikunjungi adalah daerah yang memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi, cukup banyak daerah yang kemiskinannya tinggi tapi tidak dikunjungi seperti Aceh,” ujarnya.

Kemudian, lanjutnya, penjelasan Menkeu Sri Mulyani yang menjadikan kenaikan subsidi energi sebagai alasan tentu tidak tepat. Pasalnya, kenaikan belanja bansos bisa dilihat setelah subsidi energi dikesampingkan.

Berdasarkan data APBN Kinerja dan Fakta yang diterbitkan secara bulanan oleh Kemenkeu, kata Ari, terlihat realisasi Bansos (Program Keluarga Harapan, Kartu Sembako, Program Indonesia Pintar, Program Bantuan Iuran JKN) 2023 adalah Rp156 triliun, atau hampir Rp13 triliun lebih tinggi dari jumlah yang dianggarankan yaitu Rp143,52 triliun. Di sisi lain, jika bansos menargetkan masyarakat miskin, jumlah warga miskin justru menurun dari 9,57 persen pada 2022 menjadi 9,36 persen pada 2023.

“Kenaikan ini menjadi pertanyaan. Apalagi jika dibandingkan dengan realisasi bulan Januari 2022, 2023, 2024. Pada tahun 2022, realisasi bansos pada bulan Januari adalah Rp2,47 triliun. Sementara pada tahun 2023 mencapai Rp3,88 triliun. Angka tersebut melonjak menjadi Rp12,45 triliun pada tahun 2024. Apa yang menyebabkan kenaikan realisasi bansos sebesar 220 persen ini secara spesifik di bulan Januari 2024?," tuturnya.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut