Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kasus Covid-19 Naik Lagi di Indonesia, Anak-Anak Paling Rentan!
Advertisement . Scroll to see content

Varian Delta Turunkan Efektivitas Vaksin hingga 33 Persen, PB IDI: Jika Baru Suntik Sekali

Selasa, 15 Juni 2021 - 12:07:00 WIB
Varian Delta Turunkan Efektivitas Vaksin hingga 33 Persen, PB IDI: Jika Baru Suntik Sekali
Ketua Satgas Covid-19 PB IDI, Zubairi Djoerban menyebut efektivitas vaksin bisa turun hingga 33 persen menghadapi varian delta jika baru disuntik sekali. (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Covid-19 varian Delta dari India disebut menurunkan efektivitas vaksin. Berdasarkan laporan dari Inggris, varian ini bisa menurunkan efektivitas vaksin covid-19 hingga 33 persen.

Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Zubairi Djoerban menyebut kondisi tersebut bisa terjadi jika seseorang baru disuntik vaksin satu kali.

“Varian baru kan memang lebih mudah menular. Nah, kalau dari data Inggris pakai vaksin apapun kalau sudah disuntik satu kali kekebalannya terhadap virus Delta ini 33 persen,” ucap Zubairi dalam keterangannya, Selasa (15/6/2021).

Sementara itu, kata Zubairi, jika menggunakan vaksin AstraZeneca, seseorang hanya kebal 60 persen meski sudah dua kali suntikan. Kemudian vaksin Pfizer bisa kebal hingga 80 persen terhadap varian Delta ini. 

“Dan kalau disuntik dua kali pakai AstraZeneca hanya kebal 60 persen, nah kalau pakai Pfizer hanya 80 persen,” katanya.

Zubairi pun menegaskan efektivitas vaksin Covid-19 akan menurun terhadap varian Delta ini. 

“Jadi menurun sekali (efektivitas), memang luar biasa sekali varian Delta ini ganas, mudah menyebabkan sakit, dan mudah menyebabkan rumah sakit-rumah sakit penuh,” ucapnya.

Oleh karena itu, Zubairi meminta agar pemerintah dan masyarakat Indonesia waspada supaya tidak bernasib sama seperti India yang mengalami tsunami Covid-19.

“Kita sekarang harus amat sangat waspada karena kita sedang bernasib sama seperti di India di awal, artinya membahayakan banget,” tuturnya.

“India kan kasusnya melonjak karena abai, bahasanya komplasensi artinya mulai tidak peduli, mirip juga seperti di Taiwan dimana orang-orang di sana merasa tidak mungkin tertular karena mereka lockdown di awal, sehingga abai dan karena itu muncul banyak,” kata Zubairi. 

Dia pun meminta kepada masyarakat agar tidak merasa percaya diri bisa tertular covid-19 meski sudah divaksin.

“Nah, di kita juga sama. Kita tahu bahwa orang-orang yang sudah divaksinasi merasa pede (percaya diri) tidak bisa tertular, meski sudah divaksinasi dua kali tolong tetap disiplin protokol kesehatan karena kita masih bisa berpotensi terinfeksi,” ucapnya.

Editor: Rizal Bomantama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut